Bab 1021
Reva langsung terkejut, “Mau pergi?”
“Mengapa?”
Tiger: “Karena… karena mama mertuamu, entah kenapa tadi dia pergi keluar dan telah ditangkap oleh keluarga Park.”
“Orang-orang dari keluarga Park meminta direktur Shu dan yang lainnya untuk pergi, kalau tidak mereka… mereka akan membunuh mama mertuamu…”
Ekspresi Reva langsung berubah, “Mengapa bisa begitu?”
“Bu… bukannya dia sedang merawat tanteku di rumah sakit?”
“Kalian tidak mengatur orang-orang untuk melindunginya di rumah sakit?”
Tiger: “Sudah diatur, tetapi, aku… aku juga tidak tahu apa yang terjadi.”
–
“Orang – orang dari keluarga Park tidak ada yang pergi ke rumah sakit. Mama mertuamu yang keluar sendiri dari sana.”
“Kami sudah berjaga – jaga dari luar namun kami sama sekali tidak menyangka dia… dia akan pergi sendiri…”
Reva tertegun, apa yang terjadi sebenarnya?
Biasanya Alina tidur lebih awal dan tidak akan pernah keluar pada jam selarut ini.
Dan malam ini dia berada di rumah sakit untuk merawat Joyce. Jadi dia tidak mungkin akan pergi begitu sja. Mengapa tiba-tiba dia ingin pergi?
Namun pada saat ini, dia tidak punya waktu untuk berpikir terlalu banyak.
Dengan santai Reva menusukkan tujuh buah jarum perak ke tubuh Rosa dan Rosa langsung terjatuh ke tanah karena kehilangan semua kekuatan di tubuhnya.
Dengan gemetaran Rosa berkata, “Apa… apa yang telah kau lakukan padaku…”
Reva: “Ini disebut totok tujuh jalan!”
“Totok tujuh jalan ini bisa menutup tujuh tempat peredaran darahmu yang paling kuat dari sekujur tubuhmu sehingga kau sama sekali tidak bisa menggunakan tenagamu.”
“Kau tetap diam di sini saja dan tunggu sampai aku pulang. Setelah itu kita akan teruskan permainan tanya jawab ini!”
Setelah mengatakan hal itu lalu Reva langsung berjalan pergi.
Rosa yang ditinggal di belakang langsung berteriak dengan marah, “Wehh Reva, kembali kau!”
“Aku tidak akan melepaskanmu!”
“Kalau kau berani bermusuhan dengan suku Maui kami, kau pasti akan berakhir dengan tragis…”
Reva sama sekali tidak mempedulikannya. Dia menutup pintunya dan berjalan pergi.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat