Bab 134
Begitu Tiger masuk ke dalam ruangan itu, dia langsung menjambak rambut pria itu dan meninju di perut bagian bawahnya.
Si rambut panjang berteriak kesakitan dan memaki dengan marah: “Beraninya kau memukulku!”
“Bangsat, pukul dia!”
Beberapa orang yang berada di belakang baru saja akan menerjang.
Tiba – tiba Tiger menendang kursi di depannya dengan satu kaki dan meraung, “Aku adalah tuan Tiger dari jalan Utara, bajingan – bajingan seperti kalian apa benar benar ingin melawanku?”
Hanya dengan satu raungannya saja, orang – orang itu tampak ketakutan.
“Apakah… apakah anda adalah tuan Tiger?” tanya seorang pria dengan suara gemetar.
“Sepertinya iya, aku… aku pernah melihat tuan Tiger dulu, sepertinya ini memang tuan Tiger..” kata pria lainnya.
Dan saat itu semua orang yang berada di sekitar tampak panik.
Seorang Tiger tak ada apa–apanya di depan Kenji Shim tetapi di depan orang orang awam ini dia adalah seorang bos besar.
“Tuan Tiger, mengapa… mengapa kau disini?” tanya si rambut panjang dengan suara bergetar.
Tiger: “Aku asisten kak Herman. Kedepannya aku akan bekerja di sini. Kenapa, apakah aku tak boleh berada di sini?”
“Hah?” Semua orang tampak tercengang.
Seorang pria terpandang seperti Tiger datang kesini untuk menjadi asisten Herman?
Sebenarnya apa latar belakang Herman ini?
“Tuan Tiger, kami… kami tidak tahu bahwa bos baru ini adalah temanmu.”
“Maafkan kami jika kami telah menyinggungmu tadi… anggap saja… anggap saja hal itu tak pernah terjadi…”
“Kalian… kalian bersjbuklah dulu… kami pergi dulu…”
Si rambut panjang tertawa dan ingin melarikan diri dari sana.
“Sialan, semuanya berhenti!”
Tiger meraung dengan marah dan beberapa orang itu langsung berhenti. Mereka benar– benar tidak berani pergi.
“Tuan Lee, kak Herman, apa yang ingin kalian lakukan dengan para bajingan ini?”
“Satu perintah dari kalian, aku akan langsung menenggelamkan mereka ke sungai Carson!”
Beberapa orang yang datang bersama dengan si rambut panjang tampak begitu ketakutan. Mereka tahu Tiger adalah orang yang tak dapat disinggung.
“Aku tanya kepada kalian, siapa yang meminta kalian kesini untuk merusuh?”
Tanya Reva.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat