Bab 1376 Berlutut Sambil Bersulang
Sang pangeran melirik si pria gendut itu dengan jijik, “Boleh boleh saja kalau kau mau bersulang!”
“Tetapi kau harus berlutut dan memberi hormat di sana!”
Si pria gendut itu menjadi sangat malu dibuatnya. Dia berada di wilayahnya sendiri dan juga masih merupakan seorang pria hebat di tempat ini.
Tetapi sekarang dia malah disuruh berlutut di sini, itu sama saja artinya dengan mempermalukannya dengan sangat dalam!
Namun saat melihat sang pangeran, dia langsung menjadi goyah lagi.
Sang pangeran menyuruhnya berlutut jadi bagaimana mungkin dia tidak berani berlutut?
Kalau dia tidak berlutut, maka hukumannya tidak hanya sesederhana di tampar saja, kemungkinan besar dia juga masih harus merelakan nyawanya di sini!
Pria gendut itu menghela nafas dalam – dalam dan langsung berlutut dengan suara gedebuk di depan semua orang.
Dia mengambil segelas anggur lalu dengan suara gemetar dia berkata, “Semuanya, aku bersulang kepada kalian dengan segelas anggur ini sebagai rasa hormatku!”
Setelah selesai mengatakan itu, si pria gendut itu langsung menghabiskan segelas besar anggur putih itu dengan sekali teguk tanpa menyisakan setetes anggur pun.
Eliza yang berada di belakang tampak tertegun.
Dia sama sekali tidak menyangka bos yang didekati olehnya itu bisa tampak begitu ketakutan sekali hingga berlutut di lantai begitu saja hanya karena satu ucapan itu saja.
Dia benar–benar tidak mengerti, status hebat macam apa yang dimiliki oleh kedua pemuda yang ada di ruangan itu?
Baginya, si pria gendut serta David adalah orang–orang yang sangat hebat tetapi mereka malah berlutut di lantai untuk berbicara di depan kedua pemuda ini?
Dia menatap Sarah dan sekarang Sarah sedang duduk di sebelah Reva yang berada di kursi utama
tersebut.
Eliza merasakan perasaan yang campur aduk di dalam hatinya. Dia bisa melihat dengan jelas. bahwa dengan status yang dimiliki oleh Reva dan sang pangeran itu, asalkan mereka mau merawat dan menerima Sarah maka dalam waktu yang singkat dia pasti akan bisa berkembang!
Saat memikirkan kembali tentang apa yang terjadi pada malam itu, sebenarnya bukan Reva yang melecehkan Sarah.
Pada dasarnya, Sarah yang bisa berbagi kamar dengan Reva merupakan berkah dan karma baik yang diperoleh Sarah untuk seumur hidupnya.
Terlepas dari apakah telah terjadi sesuatu di antara kedua orang ini namun kenyataannya mereka. memang pernah tinggal di kamar yang sama selama satu malam dan hal itu sudah cukup untuk membuat status Sarah meroket dan tidak akan ada lagi orang yang berani menggertaknya!
Saat terpikir sampai di sini, mau tak mau Eliza merasa sangat menyesal.
Kalau saja dia tahu situasinya, mati pun dia tidak akan mau membuat masalah dengan Reva.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat