Bab 1381 Tidak berjodoh
Setelah semua panggilan telepon itu selesai dijawab dan ditangani, akhirnya Sarah bisa duduk di sofa dan menghela nafas dengan lega.
Eliza duduk di sampingnya dan dia juga tampak gemetaran karena merasa kesenangan.
“Sarah, kali ini… kali ini kau akan meroket, kau pasti akan terkenal!”
“Para manajer hebat dan sutradara ternama ini semuanya mencarimu.”
“Ya Tuhan, aku… aku bahkan sama sekali tidak berani membayangkannya!”
“Sarah, apa yang telah kau lakukan sebenarnya? Mengapa mereka semua bisa datang. mencarimu?”
Eliza bertanya dengan penuh semangat.
Sarah menceritakan tentang apa yang terjadi semalam dan yang paling penting adalah bagian. terakhir yang dikatakan oleh sang pangeran itu.
Setelah mendengarkan ceritanya ini, Eliza menjadi lebih terkejut lagi dibandingkan dengan
Sarah.
“Mak… maksudmu pemuda yang duduk di sebelahmu itu?”
“Na… namanya pangeran?”
“Dan semua manajer serta sutradara yang menelepon ini karena disuruh oleh dia?”
Seru Eliza.
Sarah mengangguk, “Yah.”
“Tadi aku bertanya kepada kak Leonya dan dia juga berkata bahwa pangeran yang menyuruhnya untuk menelepon aku barusan.”
Eliza tercengang. “Ya Tuhan, orang hebat macam apa sebenarnya si
pangeran ini?”
“Apa dia juga berkecimpung di dalam industri hiburan?”
“Hanya dengan satu ucapannya saja, dia sudah bisa mendatangkan begitu banyak manajer ternama serta sutradara hebat untuk mengajakmu bekerja sama?”
“Seorang bos perusahaan film dan televisi terhebat di China sekalipun tidak akan mungkin punya kemampuan seperti ini?”
Sarah terdiam. Dia juga merasa sangat terkejut.
Memang benar seperti yang dikatakan oleh Eliza. Seorang bos perusahaan film dan televisi terhebat sekalipun tidak akan punya kekuasaan sehebat itu.
Orang hebat macam apa sebenarnya sang pangeran itu, sehingga bisa memiliki pengaruh yang kuat seperti itu?
Pada dasarnya, Sarah juga tidak tahu bahwa sebenarnya pangeran sama sekali tidak berkecimpung di dalam dunia hiburan.
Namun, status sang pangeran terlalu tinggi dan tindakannya terlalu kejam.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat