Bab 304
Wajah Reva menjadi dingin, keluarga Regatta ini benar-benar sangat keterlaluan!
Tanpa ragu, Reva menggenggam pergelangan tangan pria itu dengan membalikkan tangannya lalu memutar dan mempelintirnya.
Dan semua orang disana hanya mendengar suara “klik” saja tetapi seluruh tulang lengan pria ini, dari pergelangan tangan hingga ke tulang bahu telah di pelintir dan terkilir oleh Reva.
Dan selanjutnya, Reva langsung menendang dadanya lalu pria itu mental keluar dan menabrak semua orang yang ada di belakangnya dan membuat mereka semua ikut terjatuh ke lantai.
Reva tidak berhenti sampai di sini saja. Dia maju selangkah lalu mengepalkan tangannya dan menghajar wajah pengawal lainnya dengan satu pukulan.
Dengan satu pukulan saja, batang hidung si pengawal itu langsung patah, sebagian giginya copot dan mulut serta hidungnya berdarah semua.
Lalu Reva meninju dan menendangnya dengan mudah, seperti embusan angin yang menyapu bersih dedaunan, setelah itu para pengawal – pengawal Dion itu semuanya terlempar ke lantai.
Semua orang yang berada di sekitar mereka hanya melihat bahwa Reva menghajar mereka dengan sangat kejam tetapi mereka tidak tahu bahwa para pengawal Dion ini sebenarnya masing – masing dari mereka memiliki ilmu bela diri.
Arn
Dion langsung tercengang. Sebenarnya para pengawalnya ini masing-masing mampu mengalahkan 5 – 6 bajingan dengan enteng.
Tetapi sekarang, para pengawalnya yang bergabung bersama untuk menghajar Reva malah tidak mampu mengalahkan Reva yang hanya seorang diri? Orang macam apa dia sebenarnya?
Dan pada saat ini, Reva sudah berjalan menghampiri Dion.
Akhirnya Dion merasa panik, dia mundur selangkah kareana ketakutan, lalu dengan suara gemetar dia berkata, “Kau.. kau mau apa?”
“Aku peringati, aku adalah pewaris keluarga Regatta. Jika kau berani menghajarku, berarti kau telah berani menghajar seluruh keluarga Regatta-ku!” .
“Dan jika kau sudah membuat keluarga Regatta-ku marah, mereka pasti akan membalas dengan membunuh seluruh keluargamu!”
Reva tidak mengatakan apa – apa tetapi hanya berjalan selangkah demi selangkah untuk mendekati Dion.
Dion mundur ketakutan dan saat melewati pintu tanpa sengaja dia tersantung dan jatuh ke
lantai.
Orang – orang di sekitarnya tertawa terbahak – bahak.
Reva berjongkok di depannya dan menatapnya, “Dion, kau dengarkan kata – kataku dengan jelas.”
“Aku pasti akan berpartisipasi dalam pertemuan pertukaran medis.”
“Kau juga hati – hati saja.”
“Kalau tidak, saat kita bertemu lagi nanti mungkin kau tidak akan seberuntung sekarang.
Setelah mengatakan itu, Reva bangkit dan berjalan menghampiri para pengawal Dion.
Di depan semua orang, Reva meraih salah satu dari mereka dan menendang lututnya.
Dengan suara “klik”, tulang kaki pria itu langsung di tendang dan pria itu meraung kesakitan.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat