Menantu Dewa Obat
Bab 354
Tidak lama setelah itu beberapa orang tiba di depan pintu dan sekelompok mobil mewah masuk Suasana di tempat itu begitu mencengangkan.
Dengan emosional Aileen berkata, “Penerus dari sepuluh keluarga terpandang di ibukota provinsi ini memang benar– benar udak biasa. Siapa yang bisa dibandingkan dengannya di kota Carson ani?”
Orang yang berjalan di depan mobil sport scharga 20 juta dolar itu adalah Dion Regatta.
Saat melihat Dion yang dikerumuni oleh semua orang itu, mata Devi langsung berbinar.
Wanita mana yang udak ingin prianya menjadi satu – satunya orang yang dinanti – nantikan semua orang?
Aura Dion saat ini melampaui jauh dari pria manapun yang pernah dilihat oleh Devi sebelumnya!
“Latar belakang keluarganya bagus dan dia juga sangat tampan.”
“Tidak, tidak, tidak, aku sudah mau pingsan.”
Aileen tampak seperti orang idiot, dia mendorong Devi dengan kencang, “Devi, kesempatanmu sudah tiba, mengapa kau tidak bergegas?”
Wajah Devi memerah tetapi dia merapikan pakaiannya dan menyapanya dengan senyum yang paling manis menurutnya.
“Halo tuan muda Regatta, aku Devi Tanaka, cucu dari dokter Tanaka.”
“Kakekku meminta aku untuk menyambut di sini. Atas nama semua orang di kota Carson, aku menyambut kehadiranmu di kota Carson.”
Devi mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
Dion tertegun sejenak. Lalu dia menatap Devi dari atas sampai bawah. Senyum geli muncul di sudut mulutnya.
Dokter Tanaka, tentu saja dia tahu, itu adalah anak buah Kenji Shim.
Dukungan Kenji kepada Reva kali ini adalah untuk melawan keluarga Regatta.
Dan pada saat ini, cucu dokter Tanaka malah datang menyambumnya? Apa maksud di balik ini semua?
Tetapi saat melihat kecanukan Devi, Dion langsung mencibir diam – diam.
Ingin bermain trik kecantikan dengan aku?
Baiklah, kalau begitu aku akan bermain denganmu!
“Temyata nona Tanaka, merupakan suatu kehormatan bisa bertemu denganmu?”
Dion terkekeh dan meraih tangan Devi. Sepertinya dia memang sedang berjabat tangan dengan Devilctapi seiclah memegangnya, Dio sama sekali tidak mau melepaskannya,
Devi tampak tercengang sedikit. Dia berjabat tangan dengannya karena merupakan sebuah sopan santun. Sedangkan Dion merah tangannya dan tidak melepaskannya bukankah ini terlalu cepat?
Atau jangan – jangan dia langsung jatuh hati kepadanya pada pandangan pertama?
“Nona Tanaka, ini pertama kalinya aku datang ke sini. Bolehkah anda mengajak aku berkeliling?
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat