Bab 367
Nara sangat marah, “Ma, kau sudah mendengarnya, kan?”
“Hana sendiri yang mendatangi mereka. Mereka tidak menangkapnya!”
“Sekarang, apa lagi yang mau kau katakan?”
Alina tampak malu dan menggerakkan giginya karena tidak mau kalah gengsi, “Jadi kenapa kalau begitu?”
***Tetap saja kita harus melihat inti dari masalah ini. Masalah ini terjadi gara – gara Reva!”
**Jika Reva tidak menyinggung tuan muda Regatta, dia juga tidak akan melakukan apapun kepada Hana meskipun Hana lewat di depan matanya!”
“Ini semua kan gara – gara Reva yang menghajar mereka sehingga mereka menahan Hana?”
Nara sangat marah sekali sehingga dia langsung meraih cangkir teh di atas meja kemudia membantingnya ke lantai dan meraung, “Kau bisanya hanya menyalahkan Reva saja!”
“Bisa tidak kau berbicara dengan lebih logis sedikit dalam hidupmu!”
Alina langsung terkejut dan Axel dengan marah berkata, “Nara, apa yang kau lakukan?”
“Bagaimana caranya kau berbicara kepada mama–mu?”
“Papa dan mama–mu ada di sini tetapi kau malah membanting barang?
“Kau ingin melawan?”
Nara meneteskan airmatanya dan sambil menggerakkan giginya dia berkata, “Aku bisa apa? Aku masih bisa apa?”
“Biar kuberitahu kepadamu, jika sampai terjadi sesuatu kepada Revu kali ini, aku juga tidak akan mau hidup lagi!”
“Kalian bisa membawa Hana bersama kalian!”
Setelah berbicara, Nara langsung kembali ke kamar.
Axel dan Alina saling menatap. Setelah terdiam beberapa saat lalu Alina berbisik, “Tidak apa –– apa, tidak apa – apa. Setelah beberapa waktu dia juga akan bersikap biasa kembali.”
Axel mengangguk. “Ya, anak ini sedang dirasuki oleh iblis Reva.”
“Nanti ketika dia bertemu seseoran yan lebih baik di masa depan, dia baru menviduri mat baik kila!”
“Oh yah ngomong ngomong di mana ponsel Nara”
“Pergician anbil ponselnya jangan sampai dia menclepon Reva dengan dium–tuam nanti”
Wajah Alina segera berubah. Lalu dengan cepat berkata, “Ya. ya, ambil ponselnya.”
Keduanya lalu bergegas ke kamar Nara dan mengambil ponselnya
Saat masuk ke kamarnya mereka juga sekalian memeriksa kamaritu dan mendapati bahwa tidak ada ponsel di dalam kamar itu. Keduanya masih merasa khawatir schuinga hanya luduk di dalam kamar dan menatap Nara.
Cras lebili
Secara kasat mata Nara tahu apa yang ada di benak kedua orang tuanya. Dia balik. kesal lagi.
Akhirnya Nara menyembunyikan dirinya di dalam selimut dan tidak ingin melihat mereka berdua!
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat