Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 574

Menantu Dewa Obat

Bab 574

Nara mengerutkan keningnya, “Ma, apa kau bisa bersikap lebih sopan?”

“Herman adalah orang yang bertanggung jawab atas perusahaan bahan obat. Berapa banyak uang yang sudah dia hasilkan? Dan sudah berapa banyak jasa yang dia berikan?”

“Pia telah melakukan begitu banyak hal dan kau sama sekali tidak menghargainya. Kau malah masih menghinanya seperti ini?”

“Kau... kau sangat keterlaluan!”

Hana cemberut: “Kak, apa kau tidak salah?”

“Saat Herman dalam kondisi paling miskin, kita telah membantunya dengan membiarkan dia bekerja di perusahaan bahan obat dan akhirnya dia baru bisa menjadi seperti sekarang.”

“Kalau bukan karena kita, dia pasti sudah lama mati. Apa dia masih bisa tinggal di rumah mewah dengan mobil mewah dan gaji yang tinggi seperti itu?”

“Kita sudah memberikan dia gaji yang tinggi, tempat tinggal serta kehidupan yang layak.”

“Tetapi akhirnya saat kita mau mengambil kembali uang kita yang ada di perusahaan bahan obat, dia malah meminta syarat?”

“Kalau mau dikatakan dengan jujur, semua yang kita berikan kepadanya itu sudah cukup untuk membuat seekor anjing patuh kepada kita!”

Wajah Nara langsung memucat lalu dengan marah dia berkata, “Hana, bagaimana kau bisa berbicara seperti itu?”

“Waktu dulu itu perusahaan bahan obat sudah hampir bangkrut. Kalau bukan berkat Herman, apa perusahaan bahan obat akan berkembang hingga seperti sekarang ini?”

“Jadi orang itu harus tahu untuk bersyukur dan berterima kasih...”

Hana mendengus dingin, “Ya, jadi orang itu harus tahu untuk bersyukur dan berterima kasih.”

“Kak, apa kau benar– benar merasa bahwa perusahaan bahan obat dapat bangkit kembali itu semua berkat Herman?”

“Hmm, perusahaan bahan obat bisa berkembang hingga seperti sekarang sebenarnya itu kan mengandalkan perusahaan farmasi Shu kita.”

“Kalau si Herman itu memang benar–benar mampu, dia juga tidak akan jatuh miskin di waktu lalu.”

“Biar aku beritahu kepadamu yah, kalau pada waktu itu kau memperbolehkan aku yang bertanggung jawab atas perusahaan bahan obat ini, aku pasti dapat melakukan jauh lebih baik daripada dia!”

“Jadi, lain kali jangan katakan kepadaku untuk berterima kasih kepadanya.”

“Seharusnya dia yang berterima kasih kepada keluarga Shu kita!”

Axel dan Alina mengangguk – angguk. Mereka setuju dengan ucapan Hana.

Nara menggertakkan giginya, “Kalau kau memang benar – benar hebat, mengapa perusahaan bahan obat itu hampir dibuat bangkrut olehmu?”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat