Menantu Dewa Obat
Bab 577
Melihat Axel yang terdiam membuat Hana menjadi sedikit panik, “Pa, proyek ini pasti bisa mendapatkan keuntungan.”
“Sekarang mereka meremehkan kita dan meminta kita untuk menandatangani surat hutang.”
“Nanunya kalau kita sudah bisa menghasilkan uang, aku akan menampar wajah mereka dengan keras. Aku mau lihat siapa yang berani meremehkan kita lagi di kemudian hari!”
Axel menarik nafas dalam – dalam lalu mengangguk dengan perlahan, “Oke, kalau begitu tandatangani surat hutangnya.”
Dengan lembut Nara berkata, “Kalau begitu, ayo kita selesaikan sekarang.”
“Tetapi, aku mau mengingatkan kalian.”
“Tiga milyar itu kan bukan jumlah yang sedikit. Jadi orang yang menandatangani surat hutang adalah orang yang berhak menggunakan uang itu.”
“Kalau nantinya ada penyelewengan dana, maka kantor pusat berhak untuk menarik dana itu kapan saja. Dan juga akan membawa si peminjam ke pengadilan.”
“Jadi, pa, aku mau bertanya sekali lagi kepadamu. Apakah uang ini benar- benar akan digunakan untuk rantai apotek kita?”
Axel terperangah.
Sebenarnya uang ini akan diberikan kepada Hiro untuk berinvestasi di real estat.
Kalau dia mentransfer uangnya kepada Hiro, lalu dibawa ke pengadilan oleh dewan direksi, maka habislah dia!
“Ini… ini ……”
Axel tampak bingung dan tak bisa berkata – kata.
Dengan lembut Nara berkata, “Pa, siapapun yang ingin menggunakan uang ini maka seharusnya kau suruh orang itu yang menandatangani surat hutang ini.”
“Aku sudah setuju untuk memberikan tiga milyar ini dan aku juga tidak peduli apa yang akan kalian lakukan dengan uang ini.”
“Namun, aku harap orang yang mau menggunakan uang itu bisa bertanggung jawab atas hal ini.”
“Dan bukan malah meminta seorang yang sudah tua untuk menanggung utang serta resikonya.”
Ucapannya ini sengaja dia ucapkan untuk menyindir Hana.
Axel dan Alina langsung menatap Hana. Mereka benar – benar tidak mau menanggung resiko seperti itu.
Ekspresi Hana memerah lalu dengan marah berkata, “Nara, apa maksudmu sebenarnya?”
“Kau… kau memang sengaja tidak ingin mentransfer uangnya kepada kami, kan?”
“Kau sengaja mengatakan begitu banyak. Kau ingin menakuti siapa?”
“Biar aku kasih tahu yah, paling – paling kami tidak akan menggunakan uang ini lagi!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat