Bab 587
Reva membalikkan badannya untuk mclihat Axcl dan ketiga orang lainnya.
Axel dan Alina tampak sedikit malu dan tidak berani menatap Reva.
Hana mendengus dingin, “Aihh, ternyata informasi yang kau dapatkan cepat juga yah?”
“Tetapi, sekarang sudah terlambat.”
“Saham perusahaan konstruksi itu semuanya sudah dipindah alihkan kepada Reva.”
“Sekarang dia adalah CEO perusahaan konstruksi ini.”
“Sebagai CEO dari perusahaan konstruksi ini, apapun masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini, maka dia harus menangani dan menyelesaikannya!”
Dengan cemas Nara berkata, “Begitu… begitu cepatkah kalian menyelesaikan urusannya?”
Dengan tak berdaya Reva berkata, “Pagi – pagi sekali mereka sudah membawaku menyelesaikan semua prosedur formalitasnya.”
“Apalagi mereka juga telah menghubungin seorang kenalan yang sengaja ditugaskan untuk menyelesaikan prosedur ini. Jadi seharian ini sangat sibuk sekali.”
Nara marah. “Kalian ini benar-benar terburu-buru yah. Kalian takut Reva akan berubah pikiran jadi kalian berusaha habis – habisan untuk menyelesaikan semua prosedurnya hari ini, kan?”.
“Kenapa kalian begitu kejam?”
Alina merasa geram lalu dengan serius berkata, “Nara, bagaimana cara kau berbicara itu?”
“Bagaimanapun juga kami adalah orang tua dan keluargamu sendiri…”
Dengan marah Nara berkata, “Kalian jangan katakan ini kepadaku!
nara
“Orang tua dan keluarga?”
“Apa ada orang tua yang memperlakukan keluarganya seperti ini?”
“Kalian begitu terburu-buru untuk mengalihkan semua saham itu menjadi nama Reva karena kalian hanya ingin Reva yang dijadikan kambing hitamnya!”
“Apa… apakah kalian masih punya rasa prikemanusiaan?”
“Bagaimana kalian bisa melakukan hal – hal yang keji seperti itu?”
Axel dan Alina langsung memerah wajahnya, “Nara, kau sedang berbicara dengan siapa?”
“Kami ini orang tuamu..”
Dengan marah Nara berkata, “Aku katakan sekali lagi, jangan katakan ini kepadaku!”
Axel sangat marah, “Apa kau mau membangkang sekarang?”
“Kenapa? Apa sebagai seorang ayah, aku bahkan tidak boleh mengatakan apapun di depanmu?!”
Nara sangat marah sekali. “Boleh!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat