Dia bisa memukul siapa saja yang dia mau tetapi bisa – bisanya dia malah memukul Devi. Bukankah ini namanya cari mati?
Axel menghela nafas, “Nara, sekarang bukan waktunya untuk membahas pertanggungjawaban.”
“Sekarang masalahnya sudah terjadi, jadi seharusnya kita pikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalahnya dulu!”
“Apa gunanya kau marah–marah di sini?”
“Memangnya kita tidak perlu mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini?”
Nara mengangkat bahunya, “Aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini.”
tiara
“Kalian sendiri yang membuat masalahnya jadi kalian sendiri saja yang menyelesaikannya!”
Axel langsung marah, “Nara, kau… sikap macam apa yang kau tunjukkan itu?”
“Ini adalah bisnis keluarga kita. Semua orang di keluarga kita mempunyai tanggung jawab untuk menanganinya.”
“Sekarang kau adalah ketua perusahaannya. Kalau kau tidak mau menanganinya lalu siapa yang mau menanganinya?”
|||
O
дани
2/5
Dengan dingin Nara menjawab: “Bukannya kau adalah kepala keluarga?”
“Karena kau sangat hebat dan memiliki bobot yang begitu besar jadi kau saja yang menangani masalah ini!”
Axel: “Kau… kau…”
Dia tercengang. Dia merasa sangat marah hingga tidak bisa berbicara untuk waktu yang lama. Dia benar – benar tidak mampu menyangkalnya.
Dengan tak berdaya Alina menatap Reva, “Reva, anggap saja mama yang memohon kepadamu.”
“Kami akan mengembalikan saham perusahaan itu kepadamu dan mama akan menggunakan nyawaku ini sebagai jaminannya.”
“Di kemudian hari, kami tidak akan pernah ikut campur lagi dengan masalah perusahaan konstruksi. Perusahaan. konstruksi ini akan sepenuhnya menjadi milikmu di kemudian hari.”
“Kau… kau bantulah keluarga kita dengan berbicara kepada mereka dan memberitahu mereka untuk jangan menarik investasi mereka lagi, oke?”
Reva melirik Nara lalu mengangguk perlahan, “Ma, aku akan coba.”
|||
O
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat