Bab 79
Pagi-pagi sekali Reva sudah berjalan keluar dari taman Dragon Lake. Dia mengendarai sepeda listrik ke rumah sakit.
Begitu dia tiba di pintu rumah sakit Reva melihat Jansen yang tampak cemas dari kejauhan.
“Tuan Lee, akhirnya anda telah datang!” Jansen bergegas mendekat dan berkata dengan suara gemetar, “Aku sudah lama menunggu anda!”
Ekspresi Reva tampak acuh tak acuh. Jansen ini pernah mempersulit Nara sebelumnya jadi Reva tidak mau beramah tamah dengannya.
Jansen tampak bingung: “Tuan Lee, aku.. aku mengaku salah untuk masalah waktu itu. Tolong.. tolong bantu aku….
“Tuan muda Meng memecatku, tidak hanya itu saja tetapi … tetapi dia juga mengeluarkan pengumuman bahwa bank lain tidak ada satu pun yang boleh mempekerjakanku…”
“Tuan Lee, aku telah bekerja di bank sepanjang hidupku. Pada usiaku yang sekarang aku tak mungkin untuk beralih ke usaha lain. Jika aku kehilangan pekerjaan maka aku.. aku akan hancur.”
Akhirnya Reva mengerti masalah yang terjadi padanya dan dia tak bisa menahan tawa. Jack Meng cukup tegas.
“Sekarang mengatakan ini semua sudah terlambat!”
Reva mengucapkan beberapa kata – kata itu langsung berjalan ke rumah sakit.
“Tuan Lee!” Jansen mengejarnya dengan terburu – buru lalu menyerahkan sebuah kartu: “Ada satu juta dolar di kartu ini, tolong kau bantu aku untuk mengatakan yang baik – baik tentang aku di depan tuan muda Meng…”
Reva meliriknya dengan setengah tersenyum, “Kau pikir aku kekurangan uang?”
Jansen menatapnya dengan canggung: “Tuan Lee, tolong bantu aku …”
“Aku membantumu lalu siapa yang akan membantu istriku?” Reva berkata dengan dingin.”Jika aku tidak mengenal tuan muda Meng lalu apa yang akan terjadi pada istriku kali ini?”
“Ketika kau mempermalukan istriku pernahkah kau memikirkan betapa tidak berdayanya dia?”
Wajah Jansen tampak pucat dan dia menggertakkan giginya: “Reva, aku datang kesini untuk memohon padamu karena tak ingin saling menyakiti. Kau jangan bersikap keterlaluan!”
“Biarkan aku memberitahumu yah, karena aku bekerja di bank maka aku masih menghormati tuan muda Meng.”
“Tetapi jika aku sudah tak bekerja di bank lagi maka aku tak perlu lagi mengingat tentang tuan muda Meng.”
“Huhh, aku mungkin tidak bisa melawan Jack Meng tetapi jika aku mau membunuhmu itu semudah aku membalikkan telapak tanganku saja!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat