Bab 908
Ucapan Nara langsung membuat mereka semua meledak.
Hana langsung mencibir: “Kak, ucapanmu ini agak sedikit tidak benar!”
“Memang benar perusahaan konstruksi ini atas nama Reva.”
“Tetapi, kau jangan lupa, saham atas namanya itu ditransferkan oleh papa kepadanya.”
“Jadi bisa dikatakan, papa yang memberikan perusahaan ini kepadanya.”
“Selain itu, Reva adalah menantu pria di rumah kita jadi apapun yang ada di rumah ini apa bisa dikatakan miliknya?”
“Semua barang dan peralatan yang dia gunakan termasuk pakaian dan tempat tinggal adalah milik keluarga Shu kita. Dia punya hak apa untuk mengatakan bahwa perusahaan itu adalah miliknya?”
“Semuanya adalah milik keluarga Shu kita, apa kau paham!”
Axel juga bersetu dengan keras: “Nara, apa maksudmu?”
“Si Reva ini, dia hanyalah seorang menantu pria di rumah kita. Dia punya hak apa untuk mengatakan bahwa perusahaan konstruksi itu adalah miliknya?”
“Sekalipun dia bercerai denganmu, menantu seperti dia juga harus meninggalkan rumah ini dengan tanpa membawa sesuatu apapun.”
“Semua barang–barang di rumah ini apa ada hubungannya dengan dia?”
Alina menggeleng–gelengkan kepalanya dan berkata, “Nara, kenapa kau bisa menjadi seperti ini?”
“Kenapa kau malah membela orang luar?”
“Apa kau tidak tahu siapa yang merupakan keluarga dan kerabatmu?”
Nara sangat marah: “Kalian… kalian ini memang tidak logis!”
“Memangnya kenapa dengan menantu pria? Memangnya menantu pria itu bukan manusia?”
“Memang benar, waktu itu kau yang memberikan saham perusahaan konstruksinya kepada Reva.”
“Tetapi, kau jangan lupa alasan kenapa kau memberikan saham itu kepadanya waktu itu.”
“Pada saat itu kau takut dipenjara jadi kau sengaja membiarkan Reva yang menanggung kesalahan itu.”
“Sekarang setelah Reva menyelesaikan masalah perusahaan konstruksinya, kau malah ingin merebutnya kembali. Apa kau begitu tidak tahu malu?”
Axel sangat marah: “Siapa yang kau bilang tidak tahu malu?”
“Coba kau katakan lagi?”
“Kenapa? Apa menunutmu papamu ini telah membuatmu merasa malu?”
“Oke, kalau kau merasa bahwa aku telah membuatmu merasa malu, sekarang juga aku akan pergi. Biar aku. ditabrak mobil sampai mati saja sehingga aku tidak akan membuatmu merasa malu lagi, oke?!”
Axel meraung dan hendak bergegas keluar.
Jantung Axel berdetak dengan kencang. Kau bisa berkata bahwa kau bersih tetapi bagaimana dengan aku?
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat