Bab 104
“Uh….
Tracy paham, mereka semua memperlakukannya sebagai wanita Daniel.
“Jika ada kesulitan dalam pekerjaan, boleh mencariku kapan pun.” ujar Ryan. “Tetapi, lebih baik jangan sampai rekan kerja lain tahu hubungan Anda dengan Presdir Daniel!”
“Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya…”
Tracy bergegas pergi, suasana hatinya semakin rumit.
Gawat, sekarang orang-orang Daniel mengira dirinya adalah wanita Daniel. Tidak, kurasa semua orang yang datang ke acara lelang juga berpikir demikian.
Reputasi Daniel telah jatuh. Begitu masalah ketiga anaknya terungkap, reputasi Daniel tidak bisa diselamatkan kembali. Ini akan menjadi bahan tertawaan seluruh dunia!
Dan lagi, jika ia tahu hilangnya chip itu berhubungan dengan Tracy dan anaknya….
Maka, kurasa ia tidak akan membereskan Tracy semudah itu…
Benar-benar akan menjadi sebuah bencana dan kebencian yang dalam.
Akankah ketiga anaknya akan ikut menderita?
Semakin Tracy memikirkannya, hatinya semakin cemas.
Baru saja ingin masuk ke ruang presdir, tapi sudah ketahuan, dan tidak mungkin bisa menyelinap masuk ke dalam. Tracy harus memikirkan cara mengembalikan chip kepadanya.
Tetapi, menggunakan cara apa?
“Hei, yang di sana!” Tiba-tiba ada orang yang berteriak ke arah Tracy.
Tracy menoleh tanpa sadar, “Memanggilku?”
“Benar, kamu. Kemari!”
Kepala sekretaris senior berumur 50 tahun melambaikan tangan kepada Tracy.
Tracy berjalan ke arahnya dengan takut. Ia melihat papan nama “Yuli” di dadanya, seorang kepala sekretaris senior!
“Antar kopi ini ke Presdir ke ruang rapat!”
Yuli menyerahkan nampan berisi cangkir kopi kepada Tracy.
“Siapa yang keberatan?”
“Presdir Daniel…” Seorang direktur beruban yang duduk di kursi pertama sebelah kanan meja rapat berbicara, “Lebih baik kita tunggu chipnya kembali dulu. Jika kabar ini diumumkan, seluruh dunia akan mengetahuinya. Akan memalukan jika kita harus mengubah waktu lagi!”
“Direktur Toni tidak mempercayaiku?”
Walaupun bibir Daniel tersenyum, tetapi pandangannya sangat tajam.
“Bukan begitu.” Direktur Toni berbicara secara pelan, ada senyuman di wajahnya, namun ia sangat bersikeras, “Aku hanya memberikan saran saja!”
Daniel tidak bicara. Ujung bibirnya tetap terangkat, tetapi pandangannya mulai dingin.
Dewan direksi tegang tak berani bernapas.
Di saat ini, Tracy mengantarkan kopi, meletakkan kopi dengan gemetar di depan Daniel.
“Berikan kopi itu kepada Direktur Toni!” Daniel tidak melihat Tracy, ia terus menatap Direktur Toni dan berbicara dengan penuh arti, “Sudah terbiasa minum teh, waktunya mencoba rasa baru!”
“Oh….” Tracy memaki dalam hati, ia terpaksa mengantarkan kopi kepada Direktur
Toni.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar