Bab 1536
Saat mendengar ucapan bos, orang–orang itu bukan hanya tidak bergerak, malah membelalakkan mata dengan tercengang, melihat punggungnya dengan ketakutan…..
“Aku suruh kalian lapor polisi, apa kalian tuli?” Bos berteriak dengan marah sambil
mengoperasikan ponsel. “Dasar tidak berguna, lapor polisi adalah hal yang begitu gampang, aku malah harus melakukannya sendiri…..
Sebelum selesai bicara, sebuah tangan yang ramping mengambil ponselnya, juga terdengar suara yang dingin dan arogan datang dari belakang, “Kalau mau lapor polisi, langsung hubungi 110. 113 adalah panggilan untuk pemadam kebakaran.”
“Aku tahu……”
Bos menjawab, lalu menoleh ke belakang, langsung tercengang.
Orang bertubuh kecil itu berdiri di belakangnya, memegang ponselnya, langsung menghubungi
110……
Ini adalah panggilan darurat kepolisian 110, silakan bicara!”
Terdengar suara polisi dari ujung telepon, orang bertubuh kecil langsung menyerahkan ponsel pada bos, melihatnya dengan mengangkat alis, mengisyaratkannya untuk bicara.
Bos sangat ketakutan sampai wajahnya pucat, sekujur tubuhnya gemetar, tidak berani mengatakan sepatah kata pun.
“Mengapa tidak bicara? Bukankah mau lapor polisi?” Orang bertubuh kecil mengangkat alis,
“Bicaralah.”
“Tidak, tidak, tidak perlu…..
=
Bos bicara dengan terbata–bata, merampas ponselnya dengan panik, mengatakan “salah sambung“, kemudian menutup telepon.
“Kalau ada masalah, lapor polisi saja, jangan takut. Orang bertubuh kecil itu menepuk–nepuk pundaknya, menyemangati dengan berkata, “Aku kembali untuk mengambil barang, tolong. minggir.”
Bos memberi jalan dengan panik. Orang bertubuh kecil melewatinya, mengambil pisau dapur besar yang tertancap di talenan. “Ini milikku, aku mau membawanya.”
“Baik.” Bos terus mengangguk.
Orang bertubuh kecil membawa pisau dapur di atas pundak, pergi dengan langkah lebar……
Sekelompok orang di belakang ketakutan sampai pucat, tidak berani bernapas.
Hingga sosoknya benar–benar menghilang dari pandangan, barulah mereka kembali ke akal sehat, menghampiri bos dengan panik dan berkata, “Bos, bagaimana? Harus bagaimana?”
Bos memarahinya sedikit, dia malah menekan kepala bosnya di talenan. Kalau pisau dapur yang besar itu tidak diletakkan dengan benar, mungkin kepalanya sudah terpotong.
*Benar. Bos itu ketakutan sampai gemetar, hampir kencing di celana.”
“Haha….. Tracy tidak bisa menahan tawa saat mendengar penjelasan mereka, “Apa sungguh begitu berlebihan?”
“Sungguh. Cecil dan Anne masih membicarakan detailnya, “Staf itu lebih pendek dariku, tapi entah kenapa aku merasa dia tidak boleh disinggung……
“Sudahlah.” Tracy menyelanya, “Yang penting tidak berkata kasar pada mereka. Siapkan mobil, aku mau pergi ke perusahaan.”
“Baik!”
Cecil dan Anne pergi menyiapkan mobil. Paula juga pergi mengatur hal–hal lain.
Naomi menambahkan, “Mungkinkah bos itu takut menyinggung kita, maka menutup restorannya?”
“Seharusnya tidak. Cecil dan Anne bilang bahwa mereka bersikap baik.” Tracy sedang minum teh,
!!
“Malah staf itu, sungguh bernyali besar…… Tunggu……‘
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar