Bab 1945
“Heh!” Lorenzo tertawa mencibir, “Perkataan kalian seperti ini, seolah-olah menunjukkan bahwa posisi kalian begitu tinggi….”
“Bukan, bukan begitu. Kami mana berani….”
Jasper bergegas menjelaskan.
“Cukup,” Lorenzo memotong ucapannya dan memerintahkan, “Siapkan sebuah hadiah.”
“Hadiah?” tanya Jasper penasaran.
“Benar,” Lorenzo berpikir sejenak, lalu berkata, “Semakin mahal semakin bagus, untuk perempuan.”
“Baik,” Jasper segera pergi menyiapkannya.
Lorenzo menghampiri kamar Dewi dan mendapatinya sedang bermalas-malasan di atas sofa sambil bermain dengan tabletnya.
Para penata rias sedang merapikan riasan wajahnya, penata rambut juga sedang menata rambutnya, dan beberapa pelayan wanita sedang mempersiapkan makanan di atas meja.
“Ada banyak makanan di pesta perjamuan nanti.”
Lorenzo bersandar di pintu dan menatapnya diam-diam, tatapannya penuh dengan kasih sayang.
Dalam ruangan itu pun hanya tersisa mereka berdua. Dewi langsung menanyakan, “Kenapa kamu mengajakku ke pesta perjamuan ini, dan bukan Juliana?”
Setelah Lorenzo ke luar, Bibi Lauren datang mencari Dewi dengan alasan ingin mengantarkan teh buah, “Pesta perjamuan ini adalah kesempatan yang baik. Kita dapat memanfaatkannya dan menyelinap pergi.”
“Tidak mungkin?!” Dewi tanpa sadar berkata, “Pesta perjamuan ini diadakan oleh Wakil Presiden, pasti pengawalannya sangat ketat. Bagaimana mungkin kita bisa menyelinap keluar?”
“Aku rasa pengawalan di gedung kantor itu tidak mungkin seketat di sini. Memang, semua orang pasti akan fokus mengawasimu saat berada di sini, tapi di sana tidak mungkin.”
“Selain itu, para pengawal di sana juga pasti tidak mengenalimu, pasti tidak sulit bagi kita untuk melarikan diri….”
3/3
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar