Bab 288
Gadis itu menangis tersedu–sedu saat mengatakan ini, ia dengan gelisah berkata, “Dia menginiak tanganku tepat di atas serpihan kaca, jadi aku...”
“Jangan mencari alasan.” Direktur Fanny marah, “Semua orang yang hadir di perjamuan malam ini adalah orang–orang besar yang kaya dan terhormat, jika kamu tidak naik ke atas panggung, di masa depan kamu tidak akan bisa bertahan di industri ini lagi.”
“Tapi aku...”
“Aku akan meminta grup biola tampil dulu, kamu atur sendiri harus bagaimana.”
Sclesai berbicara, Direktur Fanny melangkahkan keluar dengan sepatu hak tingginya.
Tracy secepatnya menyingkir ke samping, melihat Direktur Fanny yang mengenakan setelan jas hitam berjalan inasuk ke ruang ganti yang berada di sebrangnya, ia menepuk–nepuk tangannya, dengan suara kencang berkata,“Grup biola, cepat siap–siap, tiga menit lagi naik ke panggung!”
Tracy menoleh ke ruangan di belakangnya, scorang gadis dengan rupa yang halus dan cantik berjalan keluar dari balik tirai, menangis tersedu–sedu, sepasang tangannya yang penuh darah scgar gemetar, penampilannya mengejutkan sctiap orang.
.
Ja duduk sendirian di atas kursi, kesulitan membuka kotak obat dengan sikunya, ia bermaksud untuk mengobati tangannya sendiri.
Namun, karena sekujur telapak tangannya terluka, gerakannya kaku, tutup kotak obat itu sedikitpun tidak terbuka.
Tracy langsung masuk membantunya: “Biar aku bantu.”
Gadis itu mengangkat kepalanya menatap Tracy, ia tertegun, lalu terburu–buru berkata, “Terima – kasih.”
Tracy membuka kotak obat, lalu mengeluarkan alkohol untuk menetralisir bakteri, kemudian ia dengan hati–hati menggunakan pinset mencabut serpihan kaca pada lukanya.
Gadis itu kesakitan hingga gemetar, ia menggigit bibir bawalinya, tidak inengeluarkan suara tangisan, hanya air matanya tidak berhenti mengalir.
“Iya, berikan aku partitur pianonya, aku akan menggantikanmu tampil.” Tracy menyakinkannya, “Tenang saja, aku sering memenangkan beberapa penghargaan di luar negeri, aku juga sering tampil di berbagai panggung formal, aku pasti bisa melakukannya dengan baik.”
*Tapi, pasti akan ketahuan Direktur Fanny, kan?” Gadis ini sedikit khawatir.
“Memangnya kenapa jika ketahuan?” Tracy langsung menambahkan, “Dia hanya ingin menyelesaikan perkerjaannya dengan tuntas dan melaporkannya ke atasan, asalkan penampilannya bagus, siapapun yang tampil di atas panggung itu tidak penting.”
“Benar juga.” Gadis itu langsung terburu–buru mencari partitur piano, dengan tangannya yang terluka, ia menyerahkan partitur itu kc Tracy, “Terima kasih, kamu iclah banyak membantuku!”
“Sama–sama. Tracy menatap ke gaun balet putih kecil yang dikenakan oleh gadis itu, “Mari kita bertukar baju‘
“Baik.” Gadis itu menganggukkan kepala, lalu berkata dengan hati–hati, “Tapi aku tidak bisa mengenakan bajumu, aku akan mengenakan baju gantiku sendiri, bajumu ierlihat mahal, bagaimana jika aku membantumu menyimpannya, saat kamu selesai tampil, kamu langsung ganti baju lagi? Karena gaun balet ini harus dikembalikan ke Direktur Fanny.”
“Oke.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar