Bab 561
Setelah mengatakannya, Linda menggoreskan pisau buah di atas pergelangan tangannya.
“Nona Linda, jangan gegabah!” Ryan tanpa sadar menghalanginya.
Namun, Daniel sama sekali tidak menghalanginya, ia duduk di atas sofa sambil menyilangkan kakinya, lalu menyalakan cerutu dengan elegan.
Goresan pisau semakin dalam, pergelangan tangannya mulai mengeluarkan darah sedikit demi sedikit, darah segar pun mengalir keluar...
Linda menjatuhkan diri ke lantai dengan gerakan yang berlebihan, ia menangis sejadi–jadinya.
“Sudah berpengalaman? Goresan setipis itu, bagaimana bisa mati?” Daniel mengangkat alisnya dengan dingin dan angkuh sambil memegang cerutu, “Bagaimana jika aku ajari?”
la menggenggam tangan Linda, mengubil pisau yang dipegangnya, meletakkannya di atas pergelangan tangannya yang terluka, dan mengajarkannya dengan penuh kesabaran, “Harus pakai tenaga, pakai scluruh tenagamu, biar aku mendengar suara pisau memotong urat nadimu, begini baru bisa mati dengan cepat!”
“Kamu...” Linda membelalakan mata dengan kaget, ia menatap Daniel dengan tatapan tidak percaya, seakan melihat orang asing.
Seluruh dunia tahu Danicl adalah orang yang dingin dan tidak berperasaan, tegas dan tidak ragu ragu. Namun, scjak awal Linda hanya melihat sisi sempurnanya Daniel dan terus menganggap bisa menikahinya dengan mengandalkan relasi ayahnya.
Kini ia baru menyadarinya, betapa mengerikannya Danic!!!!
“Bagaimana?” Daniel mencibir, “Bukannya kamu mau mati di depanku? Ayo lanjutkan!”
“Kamu....” Linda sangat maralı, seakan sebentar lagi akan menjadi gila, seluruh tubuhnya gemelar, “Bagus sekali, kamu lihat saja nanti!”
la membuang pisau buah itu, lalu beranjak pergi, dan membanting pintu..
Dari luar terdengar suara teriakan panik beberapa sekretaris, pada saat ini, Winnie langsung bergegas masuk, “Presdir Daniel, nona Linda...”
“Biarkan dia pergi.” Daniel menjawab dengan dingin tanpa perasaan.
Ryan membuat gerakan tangan, mengisyaratkan Winnie untuk pergi.
Winnic bergegas keluar, memarahi beberapa sekretaris yang ketakutan, “Semuanya bubar, apa yang kalian lihat?”
Para sekretaris satu persatu kembali ke mcja kerjanya, scorang sekretaris tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Nona Linda memotong urat nadinya. Astaga, dia turun seorang diri, apa dia akan mati?”
“Aku lihat darah yang keluar tidak begitu banyak, harusnya dia tidak memotongnya terlalu dalam...”
Daniel menghisap cerutunya dengan santai, sikapnya seakan telah menggenggam kemenangan di tangannya.
“Betul juga.” Ryan menghela napas lega, lalu berkata, “Tapi, bukankah Anda barusan terlalu kejam? Takutnya dia akan mengadu ke Tuan Besar.” |
“Tuan besar sudah punya cicit, apa dia masih akan mempedulikannya?” Daniel menatap ke arahnya, “Jangan banyak bicara lagi, suruh orang bersihkan tempat ini, sebentar lagi anak–anak datang, mereka bisa kagci.”
“Baik.”
Baru saja Ryan hendak memanggil sescorang datang, Winnic sudah memanggil seseorang untuk bersih–bersih.
Daniel bersiap–siap ke ruangan sebсlah untuk menemani anak-anak, pada saat ini, Thomas terburu–buru datang melapor, “Tuan Danicl, Tuan Besar sudah sadar!!”
“Apa?” Daniel mengerukan kening,
“Bukan sadar untuk sementara, namun sudah sepenuhnya sadar, ingatannya juga begitu iclas, dia bilau ingin bertemu dengan Anda.” Thomas berkata dengan gembira, “Cepatlah temui dia.”
“Baiklah.” Daniel langsung mematikan cerutunya, ia berdiri untuk menjemput anak–anak.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar