Bab 837
Kalau sudah tua, tidak boleh terjatuh. Begitu terjatuh, mudah terjadi masalah besar...
Dua tahun lalu, karena terpeleset di toilet, Tuan Besar terbaring di rurnah sakit selama lebih dari dua bulan. Sejak itu, dia tidak bisa terlepas dari kursi rodanya.
Dan hari ini, dia terjatuh dari kursi roda, segera dibawa ke rumah sakit. Sudah lebih dari 6 jam. masih belum keluar dari ruang perawatan intensif...
Sanjaya sangat cemas dan panik. Setelah berpikir berulang kali, dia pun menelepon, hendak memberitahukan hal ini pada Daniel.
Saat ini, Daniel baru tiba di Rise Mountain tempat Tabib Hansen berada. Setelah menjelaskan maksud kedatangannya, dia ditolak dan tidak dibiarkan masuk oleh Tabib Hansen.
Tabib Hansen dan murid–muridnya sangat percaya bahwa dulu Keluarga Wallance mengusir Tracy, membiarkan anak–anak tinggal, tapi mencelakai Tracy dan Bibi Juni.
Tidak peduli bagaimanapun Daniel menjelaskan, mereka tetap tidak mau percaya.
Daniel ingin menggunakan ketulusan untuk meyakinkan mereka, bersiap untuk bersujud sampai mati.
Tapi, tiba–tiba Sanjaya menelepon dan memberitahukan masalah Tuan Besar yang terjatuh...
Daniel sangat terkejut, segera menyuruh Ryan menyiapkan pesawat, segera kembali ke Kota Bunaken.
Mereka baru saja pergi, salah satu murid membuka pintu, hendak memintanya masuk. Tapi saat melihat bayangan mobil menjauh, dia hanya bisa menghela napas panjang...
“Aku sudah bilang, orang bermarga Wallance itu adalah orang jahat.” Kata Amanda dengan kesal, “Dulu dia menikah dengan Kak Tracy, hanyalah ingin mendapatkan kepercayaan dari ketiga anak itu.
Pernikahan berlangsung setengah jalan, Keluarga Wallance mengusir Kak Tracy dan Bibi Juni. Kemudian, terdengar kabar tentang Kak Tracy dan Bibi Juni meninggal dengan tragis di
Thailand...”
“Tapi tadi dia bilang, Kak Tracy tidak mati. Dia masih hidup.” Dixon sedikit ragu–ragu, “Aku merasa sorot matanya sangat tulus, tidak seperti sedang berbohong.”
“Orang–orang ini sangat pandai berpura–pura. Dulu dia juga berpura–pura tulus, barulah bisa membohongi Kak Tracy dan ketiga anak itu.” Amanda sangat marah ketika teringat kembali masalah dulu, “Kalau dia orang baik, kenapa memaksa Kak Tracy pergi?”
“Aku juga tidak mengerti...” Dixon sangat bingung, “Tapi, berhubung dia sudah memaksa Kak Tracy sampai mati, kenapa sekarang datang mencari kita lagi?”
Hanya Carlos yang sangat tenang, duduk di pojok dengan menundukkan kepala, tidak mengatakan apa–apa.
“Tuan Muda, tuan putri, sekarang sudah sangat malam, aku akan mengantar kalian pulang dulu untuk istirahat.”
Lily menghampiri, membujuk mereka dengan pelan.
“Tidak mau. Kakek Buyut belum bangun, aku tidak mau pulang.” Carla menangis dan menggeleng.
“Aku mau tunggu sampai Kakek Buyut melewati masa kritis.” Kata Carlos dengan suara tercekat, “Dokter Lily, apa akan terjadi sesuatu pada Kakek Buyut?”
“Dia...” Dia sangat ingin bilang tidak akan terjadi apa–apa, tapi malah tidak bisa membohongi mereka. Meski hanya terjatuh dari kursi roda, tapi terjatuh pada usia ini, itu sungguh sangat berbahaya, apalagi kepalanya yang mendarat dulu di bawah.
“Kakek Buyut akan baik–baik saja.” Tiba–tiba Carlos berkata dengan tenang, “Masih ada banyak hal yang belum dia selesaikan, dia pasti akan sadar.”
“Itu salahmu.” Amarah Carles yang sudah lama ditahan akhirnya meledak, “Hanya tidak menginjak dengan benar, untuk apa kakak berteriak? Kakak menakuti Kakek Buyut, ia jadi terjatuh.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar