Bab 1031
Nara yang berdiri di sampingnya saat mendengarkan ucapan papanya saat ini membuatnya ingin menangis
terhani
Selama tiga tahun ini dia telah mencoba sekuat tenaga untuk membuat keluarganya bisa menerima Reva.
Meskipun keluarganya tidak suka dengan Reva juga dia tidak peduli, dia hanya berharap keluarganya tidak berprasangka buruk terhadap Reva saja.
Namun dia tidak menyangka bahwa hari yang ditunggu–tunggunya ini akhirnya tercapai juza.
Ternyata papanya sudah mulai bisa menerima dan memikirkan Reva. Dia benar–benar membela Reva!
Matanya basah. Pada saat ini, tiba–tiba dia merasa bahwa semua penderitaan yang dia alami itu sama sekali tidak sia
–
sia!”
Hiro yang berdiri di belakang, di dalam hatinya dia merasakan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia tahu bahwa kali ini dia benar–benar akan repot.
Kalau Axel dan Alina berada di pihak Reva sepenuhnya maka dia akan kehilangan haknya untuk bersaing dan memperebutkan aset keluarga Shu!
Namun, kalau melihat situasi pada saat ini, dia sama sekali tidak berani mengatakan apapun.
Axel baru saja selesai memarahi Hana saat ini jadi dia khawatir kalau api emosi itu akan mengenai dirinya juga.
Tidak lama kemudian tampak sebuah mobil yang masuk ke halaman rumah. Itu adalah Reva yang membawa Alina pulang dengan selamat.
Axel berlari dan menggenggam Alina, dia menoleh ke kiri dan kanan dengan ekspresi tertekan di wajahnya.
Nara meraih tangan Reva dan tampak sangat emosional sekali.
“Reva, terima kasih!”
Axel berkata dengan tulus.
Reva tampak agak terkejut. Dia tidak menyangka papa mertuanya akan mengucapkan kata–kata seperti itu kepadanya.
Nara memeluk lengan Reva dengan erat lalu dengan lembut berkata, “Reva, papa sudah bilang, kali ini untung
ada kau.”
“Selain itu, papa juga bilang bahwa apapun yang terjadi atas masalah kali ini, dia pasti akan mendukungmu!”
Reva menjadi lebih terkejut lagi. Axel yang mengatakan ini semua?
Axel menganggukkan kepalanya dengan perlahan, “Benar!”
“Reva, kali ini aku benar–benar sangat mendukungmu!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat