Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1077

Menantu Dewa Obat

Bab 1077

Ucapan Merry membuat semua orang menatap keluarga Shu dengan keraguan di wajah mereka.

Axel tampak panik dan buru-buru membantahnya, “Me…. mengapa rumah ini bukan milikku?”

“Atas dasar apa kau bilang rumah ini bukan milikku?”

Merry mendengus dingin, “Atas dasar apa?”

“Atas dasar suamiku yang pernah datang ke rumah ini tiga hari yang lalu!”

“Saat itu salesnya menjelaskan kepada suamiku bahwa rumah ini belum terjual!”

Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang langsung gempar.

“Yang benar?”

“Tiga hari yang lalu, rumah ini masih belum terjual?”

“Kalau begitu si tua Shu bohong dong? Dia bilang dia membelinya beberap bulan yang lalu!”

“Itu sangat mungkin! Si tua Shu baru saja mencoreng mukanya sendiri.”

“Benar-benar memalukan…”

Semua orang berbisik – bisik dan bahkan ada juga yang langsung tertawa.

Ekspresi Axel memucat lalu dengan suara bergetar dia berkata, “Kau… kau sembarangan

bicara…”

“Aku… aku sudah lama… membeli rumah ini…”

Merry mendengus dingin, “Ohh?”

“Kalau sesuai dengan apa yang kau katakan, berarti sales taman Dragon Lake ini yang salah?”

“Mereka menunjukkan rumah yang sudah terjual kepada klien lain?”

Semua orang di sekitarnya langsung tertawa terbahak- bahak dan salah satu orang berkata dengan lantang, “Bagaimana mungkin?”

“Bagaimana mungkin orang-orang Austin membuat kesalahan sepele seperti itu?”

“Si tua Shu, kau jangan memaksakan dirimu lagi. Jelas – jelas rumah ini bukan milikmu!”

Wajah Axel memucat. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani mengatakan apa sama sekali tidak berani menghadapi sales taman Dragon Lake.

Paman Eric sangat senang saat melihat Axel yang seperti ini.

Dia menepuk – nepuk bahu Axel dengan sombong dan sambil tersenyum berkata, “Si tua Shu, kita semua juga teman teman lamamu. Memangnya kami tidak tahu seberapa hebat

kemampuanmu? Untuk apa kau bermain trik seperti ini dengan kami?”

“Aihh, benar-benar deh, sudah setua ini pun mengapa kau masih begitu suka

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat