Bab 120
Selanjutnya Hiro sengaja mencari seorang teman dan diam-diam mengirim pesan kepada perwakilan pemegang saham perusahaan.
Tidak lama kemudian, para pemegang saham perusahaan ini berkumpul dan pergi ke kantor Nara untuk membuat kekacauan.
Nara mengatakan beberapa hal, tetapi pemegang saham ini masih tetap saja memanggil Axel dan Alina. Mereka sengaja membuat rusuh.
Dan akhirnya memang seperti yang Hiro harapkan.
Para pemegang saham ini mengancam Axel dan Alina dengan kejadian yang sebelumnya itu untuk memaksa mereka berdua menyerahkan kekuasaan perusahaan bahan obat.
Selain karena Reva telah memberikan kontribusi besar kepada perusahaan, dia juga telah memulihkan 300 juta dolar yang sempat hilang sebelumnya.
Para pemegang saham ini merasa bahwa Reva sangat mampu dan mereka semua meminta Reva untuk menjadi bos dari perusahaan bahan obat ini.
Kali ini Axel dan Alina menjadi sangat kesal.
..
Perusahaan yang telah mereka dirikan dengan susah payah bahkan Axel dan Alina juga sudah mencetak kartu nama dengan status pemilik perusahaan bahan obat.
Mereka baru saja memamerkan diri di kalangan teman – teman mereka sendiri tetapi dengan cepat sudah mau dikeluarkan dari perusahaan bahan obat. Bagaimana mungkin mereka bisa tenang?
Meskipun mereka tetap berusaha memperjuangkan hak mereka juga sudah tak ada gunanya lagi.
Para pemegang saham ini tidak peduli dengan mereka berdua. Setelah banyak keributan dan perdebatan akhirnya keduanya dengan tak berdaya harus keluar dan meninggalkan perusahaan bahan obat.
Demikian pula dengan Hiro dan Hana. Mereka juga dikeluarkan dari perusahaan.
Dan mengenai Porsche yang baru saja dibeli Alina juga harus ditinggalkan. Para pemegang saham berkata bahwa semua itu harus diserahkan kepada Reva.
Mata Alina langsung memerah karena marah. Dia baru saja membeli mobil mewah
itu dan memposting foto itu di halaman WeChatnya baru – baru ini.
Banyak kerabat, sahabat, dan teman sekelas lama meninggalkan pesan pujian dan kecemburuan mereka saat melihat foto mobilnya.
Tetapi pada akhirnya posisinya di perusahaan sirna dan mobilnya juga ikut hilang.
Nantinya jika kerabat dan teman – teman sekelasnya itu bertanya kepadanya, bagaimana dia akan menjawabnya?
Dengan mobilnya yang hilang begitu saja bukankah akan membuat orang mengira bahwa dia ada seorang pembohong?
Axel dan Alina pulang dengan wajah cemberut. Tak lama kemudian Hiro dan Hana juga berdatangan.
“Pa, menurutmu ada apa dengan ini semua sekarang?”.
“Mengapa perusahaan yang kalian dirikan malah menjadi milik Reva sekarang? Mengapa dia yang menjadi bosnya?”
“Perusahaan ini milik keluarga kita. Sejak kapan Reva mempunyai hak untuk mengendalikan dan mengelolanya?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat