Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 149

Bab 149

Sekelompok pengawal dan penjaga keamanan bergegas dan menyeret Shiro keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Beberapa pengawal bajingan yang masih ingin melawan langsung dipukuli oleh para penjaga keamanan di Spoon & Stable.

Apple tampak tercengang. Shiro adalah pewaris tunggal keluarga Yu yang termasuk dalam sepuluh keluarga terpandang di kota ini tetapi mereka juga mengusirnya seperti ini?

Awalnya dia berencana menggunakan Shiro untuk menginjak Reva agar mendapatkan kembali gengsi untuk dirinya sendiri.

Tetapi sekarang malah Shiro yang diinjak – injak oleh Reva?”

Selain itu jika melihat situasinya Reva bisa mengusirnya keluar dari Spoon & Stable kapan saja jika dia menghendakinya.

Bagaimana mungkin orang yang tak berguna ini tiba – tiba menjadi member VIP di Spoon & Stable?

Manajer Kai: “Tuan Lee, maaf telah membuat anda terganggu.”

“Aku telah meminta pelayan untuk menyiapkan meja di ruang VIP yang berada di lantai paling atas.”

“Apakah anda bersedia pergi ke ruang VIP diatas?”

Semua pengunjung yang berada disana berseru bahwa ruang VIP di Spoon & Stable itu jauh lebih mewah daripada ruang di lantai sembilan Hotel Times..

Di seluruh kota Carson, ada ratusan orang yang bisa pergi ke ruang di lantai sembilan Hotel Times.

Tetapi sangat sedikit orang yang bisa masuk ke ruang VIP Spoon & Stable.

Bahkan tuan muda dari sepuluh keluarga terpandang ini juga tidak memenuhi syarat untuk masuk ke ruang VIP itu.

Dan sekarang manajer Kai malah memperbolehkan Reva dan yang lainnya untuk pergi ke ruang VIP.

Bukankah ini berarti status Reva di hati mereka bahkan jauh lebih tinggi daripada pewaris dari sepuluh keluarga terpandang itu?

Tiba–tiba mata Apple langsung tampak berbinar – binar, saat mendengar tentang ruang VIP itu.

Jika saja dia bisa masuk ke ruang VIP seperti itu akan sangat cukup baginya untuk dibanggakan seumur hidupnya.

Kemudian dia bangkin dan dengan cepat berkata dengan sungguh – sungguh, “Reva, karena manajer Kai telah begitu tulus menyiapkan ruangan untuk kita maka kita tidak boleh menyia – nyiakan ketulusan hati orang.”

“Ayo, mari kita pergi ke lantai atas. Kebetulan disana juga lebih tenang dan aku bisa mengobrol lebih banyak lagi dengan Nara.”

Peter mengangguk – angguk dan mengeluarkan ponselnya.

Jika kali ini dapat masuk ke ruang VIP di sini dia harus menjepret lebih banyak foto

lagi.

Kedepannya dia dapat menggunakan foto – foto ini untuk menipu dan pasti akan mendapatkan hasil dua kali lipat dari usahanya!

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat