Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 161

Bab 161

Meskipun Tiger dimaki tetapi dia tidak berani membuat masalah.

Dia melirik Reva.

Reva mengedipkan mata padanya dan Tiger langsung memahami situasinya dan mulai mengumpat.

“Brengsek, di perusahaan kau memang CEO tetapi di luar kau hanyalah seorang bajingan!”

“Jika kau bisa coba kau pecat aku, aku juga tidak akan bekerja disana!”

“Brengsek, aku paling benci dengan orang – orang yang menggertak wanita!”

“Ayo, babat habis semua tangan dan kaki para binatang itu, jangan sisakan satupun dari mereka!”

Sekelompok orang yang berada di samping Tiger segera maju. Mereka langsung mengepung para pemuda itu dan menghajar mereka tanpa penjelasan apapun.

Nadine tidak menyangka Tiger berani melawan dirinya. Jadi dia tak bisa menahan amarahnya dan berkata: “Kau.. kau benar– benar kelewatan!”

“Apakah kau tahu siapa aku?”

“Aku adalah CEO perusahaan bahan obat dan Nara adalah sepupuku!”

“Berani sekali kau memukul temanku. Percaya tidak kalau aku akan meminta sepupuku untuk membunuhmu!”

Para pemuda itu berusaha untuk berdiri. Dan pemuda dengan anting – anting ittu berkata dengan marah: “Hei, kakek tua, bosku adalah Lord Fire, beraninya…. beraninya kau menyentuhku! Percaya tidak kalau bosku akan membunuhmu!”

Tiger mendengus dan berkata: “Aku tak peduli dengan apa itu Fire atau Water, kau telepon dia dan suruh kesini sekarang!”

“Kau katakan padanya tuan Tiger dari jalan Selatan sedang membuat keributan disini, kau lihat apakah dia berani datang kesini!”

Beberapa pemuda itu tampak tercengang dan pemuda dengan anting – anting itu berkata dengan suara gemetar: “Apakah… apakah kau adalah tuan Tiger dari jalan Selatan?”

Lalu Tiger dengan bangga berkata, “Memangnya kau pikir aku ini siapa?”

Beberapa pemuda itu juga ada yang tampak ketakutan karena Lord Fire mereka juga merupakan anak buah dari tuan Tiger.

Saat mereka pergi keluar untuk melakukan sesuatu, Lord Fire juga tidak berani menyebutkan nama tuan Tiger sama sekali.

Mereka pernah mendengar Lord Fire mengatakan beberapa kali bahwa tuan Tiger adalah orang terpandang dan sangat terkenal.

Siapa yang dapat menduga bahwa kali ini mereka malah telah menyinggung pria terkenal itu yaitu tuan Tiger.

Lalu beberapa pemuda itu tiba – tiba menjadi pengecut, mereka tampak gemetaran dan memohon.

“Tuan Tiger, kami.. kami tidak tahu bahwa kau adalah…”

“Mata kami benar– benar sudah di tutupi oleh kabut. Tolong bermurah hatilah dan maafkan kami…”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat