Bab 166
Jonathan tampak putus asa: “Celaka, dia pasti adalah seorang penipu!”
“Setelah mendapatkan uangnya dia pasti langsung membatalkan registerasi nomor ponselnya!”
“Nadine, mengapa… mengapa kau bisa begitu ceroboh? Kau baru saja bekerja disini dua hari dan sudah.. sudah membuat masalah yang begitu besar…”
Nadine tampak sangat marah karena malu Dia memikirkan hal – hal yang terjadi itu dengan teliti, tidak hanya uang saja yang ditipu tetapi perasaannya juga di permainkan.
“Sudahlah, jangan bicarakan ini dulu sekarang.” Rebecca berkata dengan resah, “Sekarang cepat cari cara untuk menyelesaikan masalah ini!”
“Kan tidak mungkin kita membiarkan Nadine masuk penjara.”
“Dia masih sangat muda!”
Jonathan tampak sedih: “Jadi sekarang harus bagaimana?”
“Dia yang menandatangani kontrak, mengatur pembayaran dan juga keluar masuknya barang.”
“Masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengan orang lain, apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Mata Rebecca tiba – tiba tampak memerah: “Jadi.. jadi bagaimana ini?”
“Apakah Nadine benar – benar harus masuk penjara?”
“Nadine baru saja lulus, jika dia dipenjara maka tamatlah sudah riwayatnya!”
Jonathan menunduk dan terdiam untuk waktu yang lama. Kemudian tiba – tiba dia menggertakkan giginya dan berkata: “Atau..lebih baik suruh Nadine lari saja!”
“Lari?” Rebecca tampak tertegun sejenak dan berkata: “Mau lari kemana?”
Jonathan: “Keluar dari sini dan sembunyi dulu.”
“Nanti setelah beberapa waktu, kita lihat lagi keadaannya bagaimana.”
Sambil menangis Rebecca berkata: “Dia hanyalah seorang gadis, bisa lari kemana?”
“Apakah kau tak punya jalan keluar lain?”
Lalu Jonathan berkata dengan marah, “Memangnya kau punya cara lain?”
“Sekarang hanya ada dua pilihan, masuk penjara atau melarikan diri. Terserah kau saja!”
Rebecca menangis terus meneru dan akhirnya mau tak mau dia memilih untuk melarikan diri.
Malam itu keluarga mereka sama sekali tidak menghubungi keluarga Shu. Diam – diam mereka pergi dan meninggalkan kota Carson malam itu juga.
Di restoran Palm Garden, Axel dengan raut wajah kesal telah memesan tempat dan menunggu keluarga Rebecca untuk datang menghadiri acara makan malamnya.
Reva juga diminta oleh Axel sendiri untuk datang ke restoran itu.
Dan kebetulan hari ini bertepatan dengan waktu tiga hari yang dijanjikan Reva. Jika malam ini keluarga Rebecca tidak pergi maka Axel akan langsung menegur Reva.
Reva yang baru saja masuk dari luar telah ditegur oleh Hana yang berkata dengan nada aneh: “Ehh, kakak ipar, ternyata kau masih berani juga datang kesini!”.
“Apakah kau tahu hari ini hari apa?”
“Saat kau membual sebelumnya apakah kau pernah berpikir bahwa bualanmu itu bisa sirna dengan cepat?”
Nara mengernyitkan keningnya dan bertanya: “Hana, mengapa kau berbicara seperti itu kepada kakak iparmu?”
Hana mencibir: “Memangnya ada yang salah dengan ucapanku?”
“Kak, apakah kau masih ingin terus melindunginya sampai sekarang?”
“Lihat saja apa yang telah dia lakukan.”
“Dia telah membuat Nadine menjadi CEO perusahaan bahan obat lalu memberikan dia mobil mewah dan juga rumah mewah.”|
“Kemudian saat terjadi sesuatu pada Nadine, dia juga segera pergi untuk
menyelesaikannya dan dalam sekejap mata telah menghabiskan biaya lebih dari setengah juta dolar.”
“Reva, kau sama sekali belum menghasilkan sepeser uang pun untuk keluarga kita tetapi kau cukup royal untuk menghabiskan uang di luar sana!”
“Dengan susah payah kami menghemat uang. Tetapi begitu kau membuka mulut, langsung meminta 500.000 dolar lebih.
“Apakah kau masih tahu malu?”
Nara tampak kesal dan berkata: “Hana, kau jangan keterlaluan!”
“Masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Reva. Tetapi kalian yang bersikeras ingin Reva menanggung kesalahan Nadine.”
“Mengapa sekarang kalian malah menyalahkan Reva?”
“Jika memang hebat mengapa kau tidak meminta Hiro saja yang menanggung kesalahannya?”
Hana tiba – tiba tertegun dan menatap Axel kemudian berkata: “Pa, kau lihat dia. Dia selalu membela Reva!
Axel mengibaskan tangannya dan berkata: “Sudahlah, kau juga jangan bicara lagi.”
“Nara, sekarang kita lebih baik kita bahas masalah keluarga Rebecca, yang lainnya jangan dibahas dulu.”
“Reva, kau mengatakan dalam tiga hari keluarga Rebeccca akan pergi. Tetapi apa yang terjadi sekarang?”
“Si Nadine bukan saja tidak pergi tetapi malah telah berhasil mendapatkan bisnis besar.”
“Rebecca tadi menelepon aku untuk meminta pembagian dividen. Dilihat dari nadanya sepertinya dia akan meminta 20 juta dolar untuk dividennya.”
“Reva, apakah itu caramu membuat mereka pergi dari sini?”
“Sebenarnya kau ingin membuat mereka yang pergi atau keluarga kita yang keluar dari perusahaan farmasi Shu?”
Nara tampak marah dan berkata: “Pa, kau… kau mana boleh berbicara seperti itu?”
17
“Semua yang Reva lakukan itu demi kebaikan kita sendiri!”
Hana mencibir: “Ooh, memangnya dia telah melakukan apa? Mengapa aku tidak melihatnya?”
LOLE
Reva melirik Hana dengan dingin dan berkata dengan lembut: “Pa, percayalah padaku!”
YA
“Malam ini mereka pasti akan meninggalkan kota Carson!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat