Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 167

Bab 167
Hana mencibir dan berkata: “Percaya padamu?”
“Memangnya kau punya apa agar kami bisa percaya?”
“Berhentilah bicara omong kosong denganku!”
“Jika mereka sekeluarga tidak pergi malam ini makan kau juga harus keluar dari rumah ini. Ini adalah janjimu sendiri!” **
Mendengar itu Nara hendak berbicara lagi tetapi langsung dicegah oleh Reva.
Kemudian dia melirik Nara dan mencibir dengan dengan gemas di sudut mulutnya.
E
Semua orang duduk dengan lesu. Mereka telah menunggu hampir setengah jam tetapi tak ada satupun orang yang datang.

Axel menjadi tidak sabar dan bertanya: “Mengapa orang – orang ini belum datang juga?
“Tadi mereka dengan tergesa – gesa mendesakku untuk mengatur acara makan malam tetapi sekarang mereka sendiri malah terlambat.”
“Apakah mereka benar – benar menganggap diri mereka itu orang yang bermartabat tinggi?”
Alina tampak tak bedaya dan berkata: “Sudahlah, jangan menggerutu lagi.”
“Nanti kalau mereka mendengarnya, malah… malah bertengkar lagi!”
Axel: “Biarkan saja, memangnya aku takut dengan mereka!”
Meskipun dia berkata seperti itu tetapi dia juga tidak berani untuk menggerutu lagi.
Ini bukan masalah takut atau tidak tetapi masalahnya si jalang Rebecca itu sulit untuk ditaklukkan.
Dan bersamaan dengan ini Reva meletakkan ponselnya lalu dengan terkekeh berkata: “Pa, Ma, tak perlu menunggu mereka lagi.”|
“Mereka tidak akan datang!”
Nara tampak terkejut dan bertanya: “Mengapa?”
Reva tersenyum ringan dan menjawab: “Karena mereka semua telah meninggalkan kota Carson.”
“Apa?” Semua orang di ruangan itu berseru dan dengan bergegas Axel berkata: “Kau.. kau jangan asal bicara yah!”
“Mereka tadi baru saja menelepon aku dan memintaku untuk memberi mereka dividen sekitar 20 juta dolar.”
“Bagaimana mungkin mereka mau meninggalkan kota Carson?”
Reva tersenyum dengan ringan dan menceritakan apa yang terjadi di perusahaan.
Setelah mendengar cerita Reva, semua orang tampak tercengang. Mereka tidak tahu apakah harus sedih atau bahagia untuk sementara ini.
Setelah hening sejenak, Alina adalah orang pertama yang mengeluarkan suara, “Akhirnya mereka semua pergi, bagus sekali, bagus sekali!”
Lalu Axel meraung: “Apanya yang bagus!”
“Memang benar, mereka semua telah pergi dan itu bagus.”
“Tetapi bagaimana dengan masalah yang ditimbulkan di perusahaan?”
“Kompensasinya itu akan memakan biaya beberapa ratus juta dolar. Jika sampai para pemegang saham itu mengetahuinya maka mereka pasti akan meributkan ini lagi.”
“Lalu apakah Nara masih bisa terus menjadi direktur?”
“Dan ini bukan hanya masalah tidak bisa menjadi direktur saja tetapi semua ada kaitannya. Mereka adalah kerabat keluarga kita dan kita sendiri yang memasukkan mereka ke dalam perusahaan.”
“Mereka telah kabur, lalu.. lalu bukankan jadi Nara yang harus masuk penjara?”
Raut wajah Alina tiba – tiba berubah dan dia berkata dengan panik, “Lalu… lalu apa yang harus kita lakukan? Harus bagaimana sekarang?”
in berkata
all ITalia pun DCIKala dengan maran.
1, Inikan cara yang kau
Kemudian Hana maksudkan?”
“Kau memang telah mengusir mereka tetapi masalah sebesar ini apakah kau bisa menanggungnya?”
“Kau ini sudah gila yah? Apakah kau ingin menghancurkan keluarga kami?”
Axel juga tampak cemas dan berkata: “Reva, strategi… strategi apa yang kau gunakan ini? Ini kan sama saja dengan menyakiti keluargamu sendiri?”
Lalu Nara berkata dengan cepat, “Pa, tenang dulu.”
“Reva belum selesai berbicara, biarkan dia menyelesaikan pembicaraannya dulu.”
Dan Hana menjawab dengan marah, “Apalagi yang harus dibicarakan?”
“Masalahnya sudah sampai seperti ini, lalu harus bagaimana diselesaikan menurutmu?”
“Siapa yang akan bertanggung jawab atas masalah ini?”
“Jangan membahas tentang Reva mencintaimu atau tidak.”
“Meskipun dia mencintaimu dan bersedia menanggungnya untukmu tetapi dia juga tidak memiliki kualifikasi untuk menanggung masalah sebesar ini!”
“Jika kau tak punya kemampuan apa – apa maka jangan membuat masalah sebesar ini. Akhirnya masalah ini malah merembet ke orang lain dan juga menyakiti keluarga sendiri!”
Alina juga tampak marah dan berkata: “Reya, katakan padaku, bagaimana menyelesaikan masalah ini?”
Reva berkata dengan tenang: “Kalian tenang saja, tak ada yang perlu bertanggung jawab atas masalah ini.”
“Masalah ini memang sengaja dibuat olehku.”
“Andrew itu adalah orangku. Perusahaan farmasi itu juga aku yang merencanakannya.”
“Strategi ini sengaja dirancang olehku untuk mengusir Nadine.”
“Mereka semua sudah kabur dan masalahnya juga sudah selesai. Tidak ada lagi orang yang peril dimintai pertanggung jawabannya.”
Semua orang yang berada diruangan itu tampak tercengang saat mendengar penjelasan Reva.
Kemudian raut wajah Nara dari terkejut juga berubah menjadi raut wajah gembira. Dia berkata dengan penuh semangat, “Benarkah?”
“Reva, semua ini… semua ini strategimu?”
Reva mengangguk.
Nara tampak sangat gembira dan berkata, “Pa, Ma, kalian lihat kan?”
“Ini adalah ide Reva.”
“Sekarang mereka sekeluarga telah diusir pergi kan?”
“Dan keluarga kita sama sekali tidak rugi sedikitpun!

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat