Axel mengangguk – angguk dan berkata: “Ada, sudah pasti aku meminta nomor teleponnya.” “Tuan Rodriguez memiliki aset kekayaan lebih dari satu milyar dolar. Bisa dikatakan latar belakang mereka sangat cocok dengan keluarga kita.” “Putranya adalah mahasiswa terbaik di Universitas Cambridge dan merupakan wakil presiden perusahaan keluarganya. Nantinya dia pasti akan mengambil alih perusahaan itu.” “Dia terlihat jauh lebih baik daripada Julian.” “Dan keadaan keluarga kita sekarang juga sangat cocok dengan menantu yang memiliki status seperti itu!” Alina berkata dengan gembira, “Ya, perasaanku sama sepertimu. Aku juga merasa seperti itu.” “Oh ya, dengar – dengar tuan Rodriguez dan keluarganya juga tinggal di taman Dragon Lake?” “Ya Tuhan, itu adalah daerah perumahan paling mewah di kota Carson.” “Dulu si tua Shu pernah mengunjungi taman Dragon Lake dan setelahnya selalu membual mengenai masalah itu selama bertahun – tahun.” “Kedepannya kita akan sering keluar masuk taman Dragon Lake. Hehe.. menurutmu apakah orang – orang dari keluarga Shu akan kesal?” Axel juga mengangguk dengan gembira. Ekspresi senang tampak jelas di wajahnya. Lalu keduanya masuk ke dalam ruang tamu dan melihat tidak ada terlalu banyak orang di ruang tamu itu. Mereka yang sejak tadi berada di halaman belakang tidak tahu apa yang sedang terjadi di ruang tamu tersebut. Setelah menelepon Nara, mereka baru mengetahui bahwa Nara dan yang lainnya sudah pergi ke ruang VIP. Mereka masih tampak sedikit bingung. Lagipula ruang VIP di resepsi Genting ini biasanya hanya dapat diakses oleh petinggi – petinggi di kota Carson. Dan ini adalah pertama kalinya mereka datang ke Resepsi Genting sehingga bagaimana mungkin mereka bisa memenuhi syarat untuk masuk ke ruang VIP itu? Tetapi saat mereka masuk dan melihat nyonya Meng, mereka langsung mengerti apa yang sedang terjadi. “Wanita tua ini memiliki kekuasaan yang tidak sedikit ternyata!” ujar Alina dengan suara pelan sambil menghela nafas. Axel mengangguk – angguk dan berkata, “Untung saja dia sudah mengakui Nara sebagai putri angkatnya.” “Nanti bicaralah dengan sopan kepadanya. Mulai sekarang, dia adalah bintang keberuntungan keluarga Shu kita, paham tidak?” Alina terkekeh dan berkata, “Jangan khawatir, aku tidak bodoh.” Saat keduanya berjalan ke sisi meja, Alina segera berjalan menghampiri nyonya Meng dan menyapanya dengan hangat. Benar – benar tampak berbeda dengan sikap sebelumnya yang tampak tidak peduli itu. Nara yang berdiri disampingnya hanya diam saja. Sebelum malam ini, Alina dan Axel selalu mengejeknya saat Nara menyebutkan nama nyonya Meng di depan mereka. Dan sekarang mereka malah terus menerus, memuji dan berbicara dengan antusias kepadanya. Seolah – olah nyonya Meng adalah kerabat mereka sendiri sehingga membuat Alicia merasa sangat tidak nyaman. Beberapa orang duduk dan tak lama kemudian makanan disajikan. Anya lalu mengambil gelas anggur dan berkata sambil tersenyum, “Dik Nara, gelas anggur yang pertama ini, apapun yang terjadi kau harus meminumnya!” Nara tampak terkejut dan berkata, “Kak Anya, mengapa begitu?” “Mengapa?” Anya memandang nyonya Meng dan tersenyum kemudian berkata, “Beberapa tahun yang lalu, aku pernah memberi tahu nyonya Meng bahwa aku ingin mengangkatnya sebagai ibu angkatku.” “Tetapi sebelum nyonya Meng sempat membayarkan jawabannya, aku sudah keluar negeri.” “Dan ketika aku kembali, tiba – tiba saja nyonya Meng telah memiliki seorang putri angkat sepertimu!” “Kau telah merebut ibu angkatku. Sekarang katakan padaku apakah sudah sepantasnya kau bersulang untukku dengan segelas anggur ini?” Nara yang tiba – tiba menyadari masalahnya langsung tersenyum dan berkata, “Kak Anya, kau suka bercanda.” “Mari, aku bersulang untukmu, anggap sebagai penghormatan dariku!” Kedua wanita itu lalu minum dan suasana di dalam ruangan ini sangat harmonis. Ada beberapa orang kaya di kota Carson yang juga duduk di meja itu. Dan mereka semua saling bersulang untuk Reva dan Nara. Setelah mengobrol sebentar kemudian, Bryan Maxwell, orang terkaya ketujuh di kota Carson tiba – tiba berkata, “Nyonya Meng, mengapa aku tidak melihat kau mengenakan gelang warisan keluargamu itu?” Semua orang menoleh karena mereka semua tahu mengenai asal usul gelang nyonya Meng. Nyonya Meng lalu tertawa dan berkata, “Gelang warisan keluargaku harus aku bayarkan kepada putriku.” “Sebelumnya aku tidak punya anak perempuan jadi mau tak mau aku hanya bisa memakainya sendiri.” “Dan sekarang aku telah memiliki seorang putri, tentu saja aku telah membayarkannya kepada putri angkat aku ini!” Saat nyonya Meng berbicara dia menatap Nara dengan ekspresi hangat dan ramah di wajahnya. Wajah Nara tampak memerah. Gelang nyonya Meng itu sangat berharga dan berarti. Tetapi, dia gagal menyimpan gelang itu sehingga membuatnya merasa malu dan tidak enak hati. Axel dan Alina meskipun merasa sedikit tidak enak hati tetapi tidak terlalu peduli. Bukankah itu hanya sebuah gelang saja. Memang seberapa mahal harganya? Mengapa orang-orang ini selalu saja suka membuat keributan dan mencari masalah?
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat