Tidak lama kemudian, mereka semua tiba di rumah dan kebetulan Hiro dan Hana juga sedang duduk di rumah. “Pa, Ma, kalian sudah pulang!” “Kalian lihat, apakah baju baru yang kubeli ini cantik?” Hana bertanya dengan penuh semangat. Tetapi tidak ada yang memperhatikannya. Hana langsung terkejut saat melihat situasinya: “Pa, Ma, mengapa kalian semua tidak berbicara?” “Ngomong – ngomong, aku juga ada membelikan pakaian untuk kalian.” “Ini dibeli dengan uang 28 ribu kemarin. Apakah kalian berdua mau mencobanya?” Mendengar ucapannya ini, Axel langsung marah. “Cukup!” “Diam kau!” Hana langsung terkejut dan gemetaran. Lalu dia bertanya, “Ma, ada apa dengan papa?” Lalu Alina menghela nafas dan berkata, “Hana, saat kau menjual gelang giok itu kemarin, apakah kau masih ingat dengan situasi bos toko giok itu?” “Hiro, bisakah kau mencari cara untuk menemukan bos dari toko giok itu?” Hana dan Hiro langsung terkejut dan bertanya: “Untuk apa kau mencari bos toko giok itu?” Lalu Alina menceritakan lagi tentang masalah gelang giok itu. Dan mereka berdua, Hana dan Hiro langsung tercengang. Mereka berdua mengira telah mendapatkan untung kemarin karena telah menjual gelang giok itu dengan harga 28 ribu dolar. Tetapi tak disangka, sebenarnya mereka malah telah mengalami kerugian yang sangat besar! “Ma, apa kau tidak salah dengar?” “Itu kan hanya sebuah gelang giok yang jelek saja. Apakah mungkin bisa dijual seharga 3 milyar lebih?” “Aku membeli sepotong batu giok utuh dan membuatnya menjadi ratusan gelang giok juga tidak mungkin bisa dijual dengan harga setinggi itu!” ujar Hana sambil mendesak. Mendengar ucapannya Axel langsung marah, “Apakah gelang giok yang kau buat itu bisa sama dengan gelang giok yang kau jual itu?” “Gelang giok itu adalah harta berharga yang dipakai oleh permaisuri dari dinasti sebelumnya. Dan gelang giok ini adalah harta paling berharga di istana.” “Gelang itu bernilai 3 milyar dolar dan itu adalah harga sepuluh tahun yang lalu.” “Sekarang, aku juta tidak tahu berapa harganya!” Hana tampak tercengang dan berkata dengan suara bergetar, “Jadi.. jadi apa yang harus kita lakukan?” Axel langsung marah dan bertanya, “Apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan?” “Kau dan ibumu sama saja hanya bisa bertanya apa yang harus kita lakukan!” “Kau sendiri yang menjual gelang giok ini, sekarang katakan padaku apa yang harus kita lakukan?” Hana tampak cemas dan berkata, “Itu… itu kan karena mama menyuruhku untuk menjualnya…” Alina lalu menjawab dengan marah, “Memangnya aku yang menyuhmu menjual?” “Kau sendiri yang berkata ingin menjual gelang itu..” Melihat ibu dan anak ini yang akan bertengkar, tiba – tiba Hiro berkata, “Ma, sekarang bukan waktunya untuk berdebat tentang masalah ini.” “Lebih baik kita pikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini dulu!” Lalu Alina berkata dengan marah, “Mudah bagimu untuk mengatakannya. Bagaimana cara menyelesaikannya?” Hiro melirik Reva dan berkata, “Bukankah kakak iparku memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Meng?” “Bagaimana jika kakak ipar saja yang memberitahu mereka mengenai masalah ini?” “Bilang saja kalau gelang itu tidak sengaja hilang. Jack Meng memanggilmu sebagai saudaranya jadi aku rasa dia juga tidak akan mempersulit dirimu!” Nara langsung cemas dan berkata, “Apa yang kau katakan ini?” “Gelang giok ini dihilangkan oleh kalian lalu mengapa sekarang malah meminta Reva yang mengurusnya?” Sambil mengangkat bahunya Hiro berkata, “Kak, ini juga karena terpaksa.” “Lagipula, kita kan tidak begitu dekat dengan keluarga Meng.” “Lagipula, dengan perusahaan keluarga kita yang seperti ini, jika benar – benar ingin mengganti uangnya bukankah perusahaan kita juga akan digadaikan?” “Jika Reva yang pergi mengurus masalah ini nantinya kalau keluarga Meng ingin meminta ganti rugi kepadanya, Reva juga tak punya uang untuk membayarnya.” “Dengan cara ini, bukankah harta keluarga kita juga akan aman?” “Kakak ipar, masalah ini berhubungan dengan harta keluarga kita, apakah kau tidak mau menyetujuinya?” Nara tercengang, dalam benaknya dia berkata, logika macam apa ini? Seberapa tebalnya sebenarnya kulit muka orang ini sehingga berani mengatakan hal – hal seperti itu? Reva tampak tidak senang dan berkata, “Hiro, untuk apa repot – repot begitu?” “Gelang giok itu kan kalian yang menjualnya. Kau tinggal menyerahkan diri ke polisi saja, paling – paling hanya dikurung beberapa tahun saja. Ini juga bukan masalah besar kan?” “Masalah ini berhubungan dengan harta keluarga kita, apakah kau tidak mau menyetujuinya?” Hiro langsung bergumam dengan suara kecil, “Ini.. ini kenapa jadi begini?” “Hal yang bisa kau selesaikan dengan menggunakan imejmu kenapa malah harus membuat orang dipenjara hanya karena hal ini?” Lalu Reva berkata dengan dingin, “Jika dengan imej-ku ini tidak bisa menyelesaikan masalah 3 milyar ini bukahkah jadinya aku yang harus dipenjara?” “Kalau memang akan seperti itu mengapa harus berbelit – belit. Bagaimanapun juga masalah ini disebabkan oleh kalian. Kau harus bertanggung jawab atas hal ini. Jadi sudah sewajarnya kau dipenjara karena masalah ini!” Tiba – tiba Hiro terdiam, lalu dia menundukkan kepalanya dan tidak dapat berkata – kata. Lalu dengan cepat Hana menoleh ke orang tuanya dan berkata, “Pa, Ma, aku rasa… aku rasa apa yang dikatakan suamiku itu tidak salah.” “Mengenai masalah ini, kita… kita harus berusaha untuk meminimalisir kerugian.” “Jika Reva yang pergi, kemungkinan besar dia tidak akan masuk penjara. Jadi seharusnya biarkan Reva yang mengurus masalah ini!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat