Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 209

Ekspresi Nara langsung berubah lalu dia berkata dengan marah, “Hana, tutup mulutmu!” “Aku beritahu yah, orang yang melakukannya harus bertanggung jawab atas masalah ini!” “Aku tidak akan pernah membiarkan Reva yang menanggung masalah ini!” Hana tampak kesal lalu berkata, “Masalah ini kan mama yang meminta kami melakukannya. Jadi menurutmu, apakah mama yang harus menanggungnya?” “Atau, kau ingin melihat mama dan aku masuk penjara, begitu?” Lalu tiba – tiba Nara terdiam beberapa saat kemudian dia berkata dengan suara rendah, “Kalian pergi untuk bertanggung jawab atas masalah ini dan mengenai uangnya.. aku.. aku akan mencari cara untuk menyelesaikannya!” Hana lalu berkata dengan dingin, “Kau menyelesaikannya?” “Bagaimana cara kau menyelesaikannya? Uang itu begitu banyak!” “Apakah kau akan menyelesaikannya setelah kita berdua keluar dari penjara?” “Nara, apakah kau ingin mama mati di penjara?” Mendengar ucapannya Axel langsung marah dan berkata, “Hana, bagaimana cara kau berbicara itu?” “Mengapa kau malah mengutuk mama-mu sendiri?” Hana tampak marah dan bergumam dengan pelan, “Memang begitu koq!” Hiro lalu mengibaskan tangannya dan berkata, “Hana, kau juga jangan bicara lagi.” “Tidak ada gunanya kita bicara banyak, intinya adalah apakah kakak ipar setuju!” “Bagaimana kalau kita langsung tanyakan saja kepada kakak ipar, apakah dia menyetujuinya?” “Jika kakak ipar tidak mau berkorban untuk keluarga ini atau berkorban untuk kak Nara, maka anggap saja aku tak pernah mengatakannya.” “Paling – paling aku akan mengorbankan nyawaku saja demi keluarga ini.” “Apalagi kedua orang tua kita sudah begitu baik terhadapku dan Hana juga sangat baik kepadaku. Bagaimana mungkin aku tega menyakiti hati mereka berdua?” Hiro berkata panjang lebar sambil menitikkan beberapa tetes air mata. Dia terlihat begitu tulus dan pengertian. Hana juga meneteskan air matanya. Nara begitu marah melihat Hiro yang pintar berdrama. Hiro ini benar – benar sangat hina. Setelah berkata dengan panjang lebar akhir – akhirnya hanya sengaja ingin menghasut dan memprovokasi Reva saja. Jika Reva tidak mau menanggung masalah ini berarti dia tidak mau berkorban untuk keluarganya, untuk Nara. Ini benar – benar menyakiti orang dengan cara yang halus. Bahkan saat ini Alina juga memandang Reva dan menantikan jawaban Reva. Nara baru saja ingin membantu Reva untuk menolaknya tetapi siapa sangka ternyata Reva langsung berkata, “Aku setuju!” “Apa?” Mereka semua langsung berseru bersamaan. Lalu Hana tertawa dan berkata, “Bagus sekali!” “Kakak ipar, kau memang benar – benar tidak pernah mengecewakan kami.” “Tidak sia – sia keluarga kami telah memperlakukanmu dengan baik selama ini!” Ada seringai kesenangan di mata Hiro tetapi ekspresi wajah yang ditunjukkan seperti tak berdaya, “Aihh, aku ini benar – benar tak berguna!” “Aku tidak bisa membantumu dalam masalah seperti ini.” “Kakak ipar, lebih baik aku saja yang menanggungnya lah.” “Lagipula, gelang ini kan dijual oleh Hana dan aku.” “Aku rela melakukan apa saja demi Hana!” Hana lalu menutup mulutnya dan terisak. Nara bertanya dengan heran, “Atas dasar apa?” “Ini semua adalah kesalahan kalian, mengapa kalian ingin Reva yang menanggungnya?” Axel lalu terbatuk ringan dan berkata, “Sudahlah, Nara. Kau juga jangan terlalu emosi!” “Bukankah tadi baru saja dikatakan bahwa Reva memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Meng. Siapa tahu saja malah tidak akan terjadi apa – apa!” Lalu Nara berkata dengan marah, “Kau juga bisa mengatakan siapa tahu. Lalu bagaimana jika nanti benar – benar sampai terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan?” Kemudian Axel langsung marah dan berkata, “Apakah kau harus terus berdebat denganku tentang masalah ini?” “Kenapa? Apakah menurutmu seharusnya aku dan mama-mu yang menanggung masalah ini? Kau berharap kami berdua masuk penjara?” “Bagus yah, aku sudah membesarkanmu dengan susah payah dan sekarang kau sudah pintar melawan.” “Tidak apa – apa. Kesehatan mama-mu tidak begitu baik. Jadi aku saja yang akan masuk penjara! Sudah puaskah kau sekarang?!” Alina lalu menghela nafas dan berkata, “Suamiku, jika kau masuk penjara, aku juga sudah tidak mau hidup lebih lama lagi!” “Sudahlah, mari kita pakai nyawa kita berdua untuk membayar mereka saja.” “Karena kita berdua juga sudah tidak diinginkan lagi di rumah ini. Aku sudah tidak ingin hidup lagi…” Nara tampak bingung dan tidak berdaya dalam menghadapi sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya yang tidak wajar itu. Dan pada saat yang sama Reva berkata, “Pa, Ma, kalian jangan marah.” “Aku akan menanggung masalah ini seorang diri!”

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat