Anya langsung tercengang dan berkata, “Jadi… jadi apa yang harus aku lakukan?” Reva berkata, “Satu – satunya cara hanyalah membiarkan Chelsea menumbuhkan jantung baru.” “Pertumbuhan jantung yang lambat dapat menekan ruang hidup kutu utama.” “Ketika kutu utama itu tertekan dia akan menelan racun itu untuk bertahan hidup.” “Dan ketika jantung sudah terbentuk, semua racun telah ditelan oleh si kutu utama sehingga kutu utama itu baru bisa dikeluarkan.” “Dan pada saat yang sama, Chelsea juga telah memiliki jantung yang baru sehingga dia bisa hidup seperti orang normal lainnya di kemudian hari!” Anya langsung tercengang dan bertanya, “Bisa… bisa seperti itu ternyata?” “Tetapi bisakah jantung manusia itu tumbuh kembali?” Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tentu saja, jantung manusia itu tidak dapat tumbuh kembali.” “Tetapi, itu bisa di tanam.” Anya: “Tanam? Tanam apa?” “Menanam jantung!” ujar Reva sambil menjelaskan, “Sama seperti bertani, benihnya harus ditabur dulu lalu biarkan dia berakar dan bertunas kemudian menghasilkan buah.” Mendengar penjelasan Reva membuat Anya semakin terpana, “Apa.. apa maksudnya ini?” Reva terkekeh dan berkata, “Jadi jantung yang masih dalam proses perkembangan itu akan di tanam ke dalam tubuhnya.” “Dan jantung ini akan tumbuh dengan perlahan sehingga proses ini disebut proses menanam jantung.” Anya yang masih bingung itu lalu berkata, “Bukankah… bukankah ini sama saja dengan transplantasi jantung?” Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, “Ini berbeda.” “Transplantasi jantung adalah jantung yang telah terbentuk sempurna.” “Sedangkan menanam jantung adalah benih jantung yang belum terbentuk sempurna.” Raut wajah Anya tiba – tiba berubah, “Lalu… lalu apakah itu masih akan berbentuk jantung seorang anak?” Reva tersenyum dan berkata, “Apa yang kau pikirkan?” “Beberapa dokter abal – abal memang akan menggunakan metode seperti itu.” “Tetapi hal seperti ini akan merusak dunia, merusak logikan dan merusak moralitas Yin.” “Apa yang aku katakan itu adalah jantung yang dibudidayakan dari tubuh ibunya.” Dan baru pada saat itu Anya menghela nafas lega. Jika dia benar – benar di minta untuk mencari seorang anak lagi, dia benar – benar tidak dapat melakukannya. Hati nuraninya tidak tega. “Jadi bagaimana cara membudidayakan jantung ini dari tubuh ibunya?” tanya Anya. Reva: “Makanya, inilah hal yang paling sulit dan merepotkan!” “Jika kau ingin membudidayakan sebuah jantung dari tubuh ibunya, pertama – tama kau harus memiliki seseorang yang bersedia untuk membudidayakannya.” “Dan juga, golongan darah orang ini harus cocok dengannya.” Anya lalu segera berkata, “Aku.. aku akan mencari seseorang untuk…” Reva meliriknya dan berkata, “Semua ini bisa dilakukan dengan uang.” “Tetapi kesulitan yang sebenarnya adalah tubuh ibu yang akan membudidayakan jantung ini memerlukan obat yang disebut Rumput Roh Jantung.” “Rumput roh jantung inilah yang paling sulit dicari.” Dan tanpa sadar Anya meraih lengan Reva dan bertanya, “Tuan Lee, apa itu rumpuh roh jantung? Dimana.. dimana aku bisa mendapatkannya?” Reva mengangguk dan berkata, “Aku akan membantumu mencari rumput roh jantung ini.” “Tetapi selama beberapa waktu ini, aku akan membayarkan resep obat kepadamu. Kau bisa membayarkannya kepada ibunya Chelsea agar dapat menghilangkan rasa sakitnya untuk sementara waktu.” Anya tampak sangat gembira dan berkata dengan gugup, “Benarkah?” “Tuan Lee, te.. terima kasih banyak…” Reva berkata dengan tak berdaya, “Direktur Anya, apa yang telah aku janjikan kepadamu pasti akan aku lakukan.” “Tetapi.. uhmm… bisakah kau melepaskan tanganku dulu…” Dan pada saat itu Anya baru sadar bahwa dia telah menggenggam tangan Reva karena saking bersemangatnya dia. Saat merasakan kehangatan tangan Reva itu mau tak mau dia tampak tersipu dan merasakan sedikit perasaan aneh di hatinya. Dia pernah menjadi wanita paling cantik di seluruh kota Carson dan ada banyak pria yang begitu mengaguminya. Orang – orang itu memandangnya dengan tatapan yang seperti tidak sabar untuk melepaskan pakaiannya. Setelah bertahun – tahun, hanya Reva saja yang menatapnya dengan tatapan biasa dan tulus, tidak terlihat ada tatapan nafsu ataupun hasrat. Dan mau tak mau dia menatap pria yang ada di depannya ini seksama. Pria tampan yang ada di depannya ini tampak biasa saja tetapi memiliki pesona yang sulit dilukiskan dengan kata – kata. Hati Anya yang tak pernah bergejolak seperti air yang tenang selama bertahun – tahun tiba – tiba saja merasakan detak jantung yang lebih cepat daripada biasanya pada saat ini.
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat