Setelah Axel sampai di rumah lalu dia segera mengatur acara makan malam untuk keesokan harinya. Dia memesan sebuah ruang VIP di hotel yang sangat mewah di kota. Lalu membeli alkohol dan rokok, jadi dia benar – benar sangat sibuk Keesokan malamnya, Reva pergi untuk menjemput Nara yang baru saja selesai kerja. Tetapi karena malam ini mereka akan bertemu dengan David sehingga Axel tidak sebenarnya tidak ingin memperbolehkan Reva pergi. Namun, karena Nara khawatir akan terjadi sesuatu akhirnya dia menelepon Reva. Sesampainya di hotel, sebelum mereka masuk ke dalam ruang VIP itu tiba – tiba terdengar suara yang kencang dari dalam ruangan. “Paman Shu, karena Hiro ada disini maka kita semua adalah keluarga sendiri.” “Bukan aku mau sombong tetapi di lokasi konstruksi itu ucapanku adalah perintah!” tetapi jika aku katakan lokasi itu bisa dilanjutkan kerjanya, maka itu harus bisa!” “Tetapi jika aku bilang tidak, maka siapapun tak ada yang dapat melanjutkan kerja disana.” Lalu Reva dan Nara mendorong pintunya untuk masuk. Begitu pintu terbuka hanya terlihat satu ruangan itu di penuhi dengan asap. Di depan meja besar berbentuk bundar itu ada tujuh atau delapan pria yang berperawakan seperti preman. Orang – orang ini semuanya berambut cepak, mengenakan rantai emas besar dengan dada terbuka dan mempertunjukkan tato di sekujut tubuh mereka. Ekspresi arogan itu tertulis di wajah mereka dengan jelas. Hiro juga tampak duduk di antara mereka, sambil merokok dan meletakkan tangannya di bahu pria – pria itu seolah – olah mereka sangat akrab. Axel dan Alina duduk di tengah. Sambil tersenyum dan menyerahkan rokok kepada mereka. Wajah mereka seperti sedang menyanjung mereka saja. Orang yang sedang berbicara dengan Axel itu adalah David. Diantara semua orang – orang ini, dia adalah satu – satunya orang yang tampak seperti bos mereka. Duduk di kursi utama dengan sangat angkuh. Dan ketika Reva dan Nara masuk ke ruangan itu, semua orang yang ada di ruangan tampak tertegun sejenak. Mata mereka penuh dengan tatapan terkejut. Hiro langsung berdiri lalu berjalan sambil mengulurkan tangannya untuk menarik Nara. Sambil tersenyum dia berkata, “Kak David dan saudara – saudaraku sekalian, ijinkan aku untuk memperkenalkannya.” “Ini adalah yang aku ceritakan, kakak dari istriku.” “Direktur farmasi Shu. Dia pernah menjadi wanita tercantik di seluruh kota Carson, Nara Shu!” Reva langsung menghalang di depan Nara membuatnya tidak dapat meraih Nara. Nara tampak kesal dan menatap Hiro dengan marah. Lalu beberapa pria di ruangan itu langsung menyeletuk dan menggoda, “Aihh, ternyata cantik juga yah!” “Kak Hiro memang sangat beruntung memiliki saudara ipar yang begitu cantik! Keren!” “Sudah muda, cantik, seorang direktur lagi. Kak Hiro coba kau tanyakan kepada ayah mertuamu, apakah masih membutuhkan menantu laki – laki?” “Hahaha, pantas saja kak Hiro tidak mau keluar untuk bermain bersama kita lagi. Dengan kakak ipar yang begitu cantik kurasa dia juga malas bangun dari tempat tidurnya!” Nara mengernyitkan keningnya setelah mendengar beberapa bahasa bejat dari orang – orang itu. Hampir saja dia pergi. Ekspresi Reva langsung menjadi dingin. Dia mengambil botol anggur di atas meja dan langsung ingin melemparnya. Tetapi pada saat ini Nara meraih tangannya dengan cepat dan menggelengkan kepalanya sebagai isyarat kepadanya. Nara sangat jelas bahwa masalah malam ini sangat penting sehingga tidak bisa membuat kekacauan itu hanya karena emosi sesaat! Lalu Reva meletakkan kembali botol anggur itu dengan perlahan, tetapi tatapan matanya tetap saja dingin. Malam ini dia tidak mungkin mau melepaskan orang – orang ini! Semua orang di ruangan itu tampak begitu berisik untuk sementra ini dan David berkata dengan perlahan, “Direktur Shu sudah tiba disini begitu lama tetapi masih tidak mau duduk. Apakah dia telah menganggap remeh saudara – saudara kami?” Hiro yang mendengar ucapan itu lalu dengan cepat berkata, “Mari, Nara, cepatlah duduk.” “Ijinkan aku untuk memperkenalkan dia kepadamu. Dia ini namanya David Arca. Kau panggil saja ka David dan itu kak Zhou, Kak Hou…” Setelah memperkenalkan mereka semua, beberapa pria preman yang ada di dalam sana tampak begitu senang dan bangga seakan – akan mereka itu benar – benar kakak – kakak mereka. Dan mata mereka semua menatap Nara dengan nafsu yang tak tertahankan. Bentuk tubuh itu.. mereka seolah – olah ingin melepaskan semua pakaian Nara. Meskipun Nara merasa sangat tidak nyaman tetapi tetap menyapa mereka dengan sopan dan duduk di samping mama-nya. Tetapi siapa sangka, begitu dia duduk, David langsung menggebrak meja dan berkata, “Direktur Shu, dengan kau duduk disitu, bagaimana cara kau menjamu tamu?” “Pantas saja pekerjaan di lokasi konstruksi keluarga Shu-mu tidak bisa berjalan dengan lancar. Kau saja tidak tahu bagaimana cara menjamu tamu, kalau begitu untuk apa mengundang tamu?” “Saudara – saudaraku, ayo pergi!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat