Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 231

Terjadi keributan di luar sana lalu David dan yang lainnya berteriak sebentar. Kemudian setelah melihat Reva yang tidak keluar juga akhirnya mereka mengirim selusinan orang ke dalam ruang VIP itu. Begitu Axel dan Alina melihat orang – orang ini, mereka langsung berdiri ketakutan. “Kak.. kak David, maafkan aku, aku… aku telah memberinya pelajaran…” Axel berkata dengan gemetar. “Minggir kau brengsek!” David langsung mendorong Axel hingga terjatuh kemudian sembari menunjuk hidung Reva, dia memaki, “Ehh pengecut! Mengapa tak berani keluar?” “Tadi kau bukannya sangat berani?” “Kenapa tidak berani lagi sekarang?” “Teruskanlah tindakanmu tadi itu!” “Ayo, pukul aku sekarang!” Reva meminum tehnya dengan perlahan dan berkata dengan lembut, “David, percaya tidak kalau sebentar lagi aku akan membuatmu berlutut di lantai dan berlari mengelilingi hotel ini 3 kali!” Axel dan Alina langsung tercengang, “Reva, apa yang sedang kau katakan?” David sangat marah ketika mendengar ucapannya itu lalu langsung membalikkan mejanya dan berkata, “Dasar pengecut, sombong sekali kau!” “Aku telah tinggal di kota Carson selama bertahun – tahun dan sama sekali belum pernah bertemu dengan orang sesombong kau!” “Tetapi mau sombong juga harus punya kemampuan!” “Sekarang ada ratusan anak buahku di luar dan kau masih berani berbicara denganku seperti ini?” “Nanti kalau anak buahku semua masuk ke sini dengan seorang pipis sekali saja sudah bisa menenggelamkanmu. Huh, beraninya kau melawan aku?!” Nara langsung pucat karena ketakutan lalu dengan gemetaran berkata, “Kak David, dia, dia tidak bermaksud…” “Begini saja, aku… aku akan membayar sepuluh juta, tolong maafkan kami…” Alina langsung berteriak, “Sepuluh juta?” “Nara, apa… apa yang sedang kau lakukan?” “Demi dia, pantaskah?” Nara menggertakkan giginya dan menatap David, “Jika 10 juta tidak cukup, bagai.. bagaimana jika 20 juta?” David langsung tertawa, “Aku tidak mau uang!” “Ingin menyelamatkannya? Boleh!” “Kau temani aku malam ini dengan senang hati dan aku akan memaafkan dia!” Orang – orang yang berada di sekitar David langsung tertawa terbahak – bahak. Nara langsung tersipu. Dia belum pernah bertemu dengan bajingan mesum seperti itu sebelumnya. Reva lalu meletakkan cangkir tehnya dan dengan perlahan berdiri kemudian berkata, “David, aku berubah pikiran!” “Malam ini, kau harus mati!” David langsung tertegung sejenak dan mengumpat, “Bangsat, apa kau sudah gila!” “Ingin membuatku mati?” “Apakah kau cukup hebat?” Dan pada saat yang sama tiba – tiba terdengar suara yang kencang dari luar pintu, “Bagaimana dengan aku? Apakah cukup untuk membunuhmu!” Semua orang langsung menoleh dan melihat ke arah pintu. Tampak seorang pria yang bertubuh kekar dan garang melangkah masuk ke dalam ruangan. Pria dengan rambut cepat dan mengenakan rantai emas yang besar. Dia adalah Tiger. Saat melihat pria itu masuk, semua orang di ruangan langsung tercengang. Axel menatap dengan tak berdaya, “Reva, apakah kau benar – benar memanggilnya?” “Apakah kau merasa dirimu masih belum cukup memalukan?” “Apa yang bisa dia lakukan dengan datang ke sini sendirian?” Tetapi, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Raut wajah David langsung berubah dengan cepat. Arogansi dan keangkuhan yang tadi ada di wajahnya langsung sirna seketika. Dia langsung merubah ekspresinya dengan seringai manis. “Lord.. Lord Tiger, mengapa kau datang ke sini?” “Aah?” Axel, Alina dan yang lainnya langsung tercengang melihat situasi itu. Sebutan macam apa itu? Tiger tidak mengucapkan sepatah katapun, dia langsung berjalan ke meja dan mengambil sebotol anggur. Setelah mengangkat anggur itu dengan ringan seolah – olah sedang menimbangnya dengan gerakan dua kali goyangan, lalu dia menghampiri David. Kemudian tiba – tiba saja di menghantamkan botol itu ke kepalanya. David yang dipukuli langsung terhuyung – huyung dan darah langsung mengalir dengan deras dari kepalanya. Axel dan Alina langsung berteriak ketakutan. Apakah Tiger sudah gila? Mereka datang dengan begitu banyak anak buah tetapi dia malah sengaja memprovokasinya? Tetapi ketika David dipukuli, anak buah yang ada di sekitarnya sama sekali tak ada yang berani bergerak dan melawan. Tiger tampak sangat puas jadi dia kemudian mengambil sebotol anggur lagi dan langsung menghantamkannya ke kepala David lagi. David langsung terduduk di lantai. Tiger kemudian melihat ke sekeliling, “Kenapa tak ada lagi?” “Hei, siapapun itu, keluar dan bawakan aku sepuluk krat bir!” Ucapan Tiger mengacu pada anak buah David. Anak buah itu langsung bergidik dan David dengan cepat meraih kaki Tiger lalu berkata, “Lord Tiger, Lord Tiger, apa… apakah aku telah menyinggungmu…?” “Kau.. kau katakan saja… Tolong… tolong maafkan aku…” Tiger langsung menendangnya dan berkata, “Memaafkanmu?” “Dasar brengsek, kau telah berani mengganggu bos aku. Lalu bagaimana caranya aku bisa memaafkanmu? “Pergi dan bawakan aku sepuluh krat bir!” “Dan juga, berapa banyak anak buah yang kau panggil dan bawa ke sini? Instruksikan kepada mereka semua untuk berlutut di luar!” “Ingat! Jika ada satu saja yang berani kabur, aku akan menenggelamkan kalian semua ke sungai Carson!”

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat