Tiger menghancurkan satu botol bir itu lalu mengambil botol yang lainnya kemudian dihantamkannya lagi botol kedua itu.. Lalu yang ketiga, keempat, kelima… dan seterusnya.. Beberapa orang yang ada di ruangan itu tampak tercengang karena melihat mereka semua tidak memperlakukan orang – orang itu sebagai manusia. Akhirnya, Nara yang pulih kembali lalu berkata dengan suara gemetar, “Jangan.. jangan dipukul lagi…” “Dipukul lagi pasti akan mati mereka…” Lalu Tiger berhenti dan menatap Reva. Reva menghela nafas dan berkata, “Sudahlah, jangan sampai menakuti istriku.” Tiger lalu meletakkan kembali botolnya dan melirik David serta yang lainnya sambil berkata, “Sialan, cepat ucapkan terima kasih kepada tuan Lee!” Lalu mereka semua seperti mendapatkan pengampunan yang sangat berharga lalu bersujud berulang – ulang sambil mengucapkan terima kasih. Reva: “Aku bisa memaafkan kalian semua.” “Tetapi, aku ingin tahu siapa yang meminta kalian melakukan ini semua!” Mendengar pertanyaan itu David langsung membeku sejenak lalu dengan suara gemetaran dia berkata, “Tuan Lee, kami.. kami hanya sekelompok bajingan lokal yang mencari makan disana…” “Karena di sana ada proyek yang sedang berlangsung jadi kami semua ingin meminta jatah.” “Kami tidak tahu bahwa kau adalah orang yang berkuasa. Aku benar – benar minta maaf karena telah menyinggung tuan Lee..” Dan pada saat ini Axel dan Alina baru menyadari bahwa mereka itu ternyata adalah sekelompok bajingan dan preman. Jika mau dijadikan perbandingan, Tiger barulah bisa dikatakan pria yang dapat membunuh tanpa memiliki perasaan. Lalu Reva berkata dengan dingin, “David, apakah kau kira aku ini benar – benar bodoh?” “Jika kau benar – benar hanya ingin jatah saja, masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan uang!” “Tetapi kau sengaja berbuat onar dan mencari masalah. Jelas – jelas sengaja mempersulit farmasi Shu kami!” “Kalau kau tetap tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, aku juga tidak akan memaksa.” “Tiger, lanjutkan!” Dengan cepat Tiger langsung mengambil botol anggurnya dan David karena begitu ketakutan lalu dengan cepat berkata, “Aku… aku akan mengatakannya…” “Itu… itu adalah keluarga Yu yang meminta kami melakukannya…” “Tuan Lee, mereka… mereka adalah orang – orang terpandang, kami tidak bisa menyinggungnya…” “Tolong kau maafkan kami. Kami… kami juga hanya menerima uang mereka untuk melakukan sesuatu.” Reva mengernyitkan keningnya dan bertanya, “Shiro Yu?” David lalu mengangguk dengan tak berdaya. Reva berpikir sejenak lalu mengangguk dan berkata, “Bagus sekali!” “Aku juga tidak akan membuat kau, David dan anak buahmu datang dengan sia – sia.” “Begini saja, Tiger, tolong minta pihak hotel untuk membawakan semua bir yang mereka punya ke sini.” “Bukankah mereka suka minum dan bersenang – senang?” “Kau awasi mereka semua dan biarkan mereka semua minum anggur disini!” “Jika mereka semua belum menghabiskannya, tidak boleh pergi!” Tiger langsung tertawa dan berkata, “Baik!” “Tuan Lee, serahkan semuanya kepadaku.” “Pelayan, ada berapa banyak bir disini, aku bayar semuanya.” Reva berkata dengan tersenyum, “Tidak perlu.” “Masukkan saja ke dalam tagihan perusahaan!” “Ini adalah jamuan minum dari farmasi Shu untuk mereka.” Lalu Reva dan Nara hendak pergi lebih dulu. “Pa, Ma, situasi disini tidak terlalu nyaman. Ayo kita makan di tempat lain saja.” Dan baru pada saat itulah Axel dan Alina tersadar kembali dan bergegas mengikuti mereka. Saat berjalan melewati Tiger, Reva mengedipkan matanya kepada Tiger dan memelototi David lagi. Tiger langsung mengerti dan segera mengangguk. Barusan Reva telah mengisyaratkan kepada Tiger bahwa mala mini David harus mati! Saat berjalan ke depan pintu dengan tidak tahan Nara berkata, “Reva, Tiger sendirian di dalam, nanti kalau ada masalah, apakah… apakah akan berbahaya…” Reva tersenyum dengan ringan dan berkata, “Bahaya apa?” “Lihatlah ke sekitar kita!” Nara lalu melihat ke sekeliling dengan tatapan kosong. Dia melihat ada banyak mobil yang di parkir di sisi jalan dan menghalangi jalan. “Apa yang terjadi di sekitar sini?” Lalu Reva berkata dengan lembut, “Di dalam mobil – mobil itu semuanya adalah orang – orangnya Tiger!” “Hotel ini sekarang telah dikepung oleh orang – orangnya Tiger.” “Mereka ingin melawan? Haha, apakah mereka berani?” Keluarga Nara langsung tercengang. Siapa sebenarnya Tiger ini? Tetapi yang sebenarnya tidak mereka ketahui, masalah seperti ini hanyalah masalah sepele bagi Tiger! Dengan mereka, Tiger bersikap begitu sopan dan menghormati mereka, tetapi dengan orang lain Tiger adalah orang yang sangat ganas dan berkuasa! Bagaimanapun juga, Kenji sudah jarang melakukan hal seperti ini dalam beberapa tahun terakhir ini. Tiger adalah wakilnya Kenji. Dan Kenji sendiri adalah anak buah Austin yang melalukan semua hal untuk Austin. Dan di kota Carson, siapa yang berani melawan anak buah Austin?
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat