Kesepuluh penatua keluarga terpandang itu semua tampak tidak senang. Orang – orang yang berada disini rata – rata berasal dari sepuluh keluarga terpandang. Sedangkan Reva malah mengatakan bahwa pembunuhnya ada di antara mereka, bukankah itu berarti salah satu orang – orang dari sepuluh keluarga terpandang ini yang membunuh Shiro? Bersamaan dengan itu mereka semua saling menatap dan mengamati ekspresi orang – orang di sana. Mereka mencoba untuk menemukan beberapa petunjuk. Ryo tampak sangat marah dan berkata, “Reva, sudah mau mati saja kau masih berani menebar fitnah dan menabur perselisihan di sini?” “Semua yang berada di sini adalah teman dan sahabat keluarga Yu. Bagaimana mungkin mereka bisa membunuh keponakan aku?” “Aku peringati, jangan coba – coba untuk menyalahkan orang lain!” Reva mencibir dan berkata, “Mengapa aku harus menyalahkan orang lain?” “Aku sudah katakan bahwa aku punya bukti!” “Bukankah kalian baru saja bertanya apa yang dinamakan dengan bukti kuat?” “Oke, sekarang aku akan memberitahu kalian semua apa yang dinamakan dengan bukti kuat!” Lalu Reva menunjuk Ryo dan berkata, “Sekarang aku tanya kepadamu. Apakah kau telah memeriksa ponsel Shiro dan riwayat panggilannya?” Ryo langsung terkejut dan berkata, “Tentu… tentu saja aku telah memeriksanya!” “Benarkah?” Reva mencibir dan berkata, “Kalau kau telah memeriksanya seharusnya kau tahu bahwa setelah aku pergi, Shiro sempat menelepon seseorang.” “Dan maaf, satu pertanyaan lagi. Jika Shiro telah kubunuh lalu bagaimana caranya dia bisa menelepon?” Begitu ucapan ini dilontarkan seketika ruangan ini menjadi bising dan gempar. Orang – orang dari kesepuluh keluarga terpandang itu semuanya langsung tercengang. Apakah situasi ini akan berbalik arah sekarang?” Ekspresi Ryo tampak sedikit berubah lalu dengan dingin dia berkata, “Telepon apa?” “Aku sudah memeriksa ponsel keponakanku dan sama sekali tidak ada panggilan telepon!” “Reva, kau jangan harap bisa mengecoh publik!” Reva mencibir dan berkata, “Ryo, tadinya aku pikir kau hanya bersikap jahat dan ingin mencoba untuk menindasku saja!” “Tetapi sekarang aku baru tahu bahwa kau bukan sengaja ingin menindasku tetapi kau memang benar – benar bodoh!” Ryo tampak sangat marah dan berkata, “Kau bilang apa?!” Reva: “Aku sedang memujimu!” “Kau ini dasar bajingan bodoh!” “Jika hari ini kau adalah pembunuhnya, apakah kau akan membersihkan TKP?” “Jika ada informasi yang akan merugikanmu di ponsel orang itu, apakah kau akan menghapusnya?” “Jadi apa gunanya memeriksa ponselnya? Apakah kau tidak paham dan tidak mengerti cara memeriksa riwayat panggilannya di kantor operatornya?” “Dengan begitu baru benar – benar bisa menjelaskan masalah dan situasinya. Karena informasi yang kau dapatkan dari kantor operator itu sama sekali tidak bisa dihapus!” Mr Regatta yang duduk tidak jauh dari sana tiba – tiba tampak berubah air mukanya. Dia melihat bahwa situasinya telah berkembang hingga di luar kendalinya. Lalu Brad segera bertepuk tangan dan berkata, “Ucapan yang sangat bagus!” “Ryo, keluarga Yu memintamu untuk memimpin penyelidikan ini tetapi kau benar – benar terlalu sembarangan!” “Dengan IQ seperti itu apakah kau masih berani untuk menyelidik hal – hal ini?” Wajah Ryo langsung memerah, “Aku.. aku..” Si penatua Yu hanya bisa menghela nafas. Sepertinya anak ini masih tidak berguna, batin si penatua Yu. “Tuan Lee, kau bilang bahwa ponsel Shiro telah melakukan panggilan telepon tetapi itu kan hanya panggilan telepon saja.” “Itu hanya bisa menunjukkan bahwa kau tidak membunuh Shiro pada saat itu. Tetapi apa yang terjadi setelahnya?” “Setelah kau pergi, apakah kau tidak kembali lagi?” Tanya si penatua Yu dengan lembut. Reva meliriknya, orang yang lebih tua memang lebih berpengalaman, batin Reva. Si penatua Yu ini memang lebih cerdik daripada Ryo. Ryo tampak sangat gembira dan mengangguk – angguk lalu berkata, “Ya, benar sekali!” “Panggilan telepon itu tidak dapat menjelaskan apa-apa!” Mr Regatta langsung menghela nafas dengan lega. Sepertinya dia tidak perlu memikirkan jalan keluarnya karena semua orang di keluarga Yu telah berbicara untuknya. Reva langsung terkekeh dan berkata, “Ya, sebuah panggilan telepon memang benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa.” “Aku mengajukan pertanyaan ini hanya untuk membuktikan kebodohan Ryo Yu.” “Dan itu terbukti berhasil!” Kerumunan itu langsung tertawa terbahak-bahak. Ryo langsung memerah mukanya karena marah dan berteriak dengan keras, “Reva, jangan banyak bacot!” “Jika kau tidak dapat menunjukkan bukti yang bisa membuktikan bahwa kau tidak bersalah maka aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!” Reva mencibir: “Tenang saja, aku akan memberikan buktinya kepadamu sekarang!” “Ryo, pinjam komputermu sebentar. Aku punya sebuah video yang perlu untuk kau lihat.”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat