Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 252

Ryo langsung mengibaskan tangannya dan berkata, “Reva, jangan banyak bacot!” “Kami tidak perlu menonton video apapun. Kau hanya perlu menunjukkan buktinya saja.” Reva tersenyum dan berkata, “Dasar idiot! Video yang mau aku tunjukkan itu adalah bukti nyata!” Dan ruangan itu langsung meledak tertawa. Wajah Ryo langsung memerah karena malu. Pada acara malam ini imejnya telah hilang sepenuhnya. “Di.. disini adalah rumah keluarga Yu aku. Memangnya kau bisa seenaknya? Kau bilang mau menayangkan video lalu kami harus menyetujuinya?” Ryo meraung dengan keras. Dia mencoba membatalkan imejnya dengan paksa. Saat ucapan dia terlontar keluar, si penatua Yu langsung menutup matanya dan menghela nafas dengan kecewa. Dan di ruangan itu juga langsung terjadi kehebohan. Brad langsung membanting cangkirnya ke atas meja dan berkata dengan dingin, “Keluarga Yu sangat hebat sekali!” “Jika kalian hanya ingin membuat tuan Lee mati kalian bisa langsung mengirim seseorang untuk membunuhnya. Untuk apa mengadakan acara persidangan seperti ini?” “Sekarang semua orang – orang dari sepuluh keluarga terpandang ada disini. Tetapi hanya kalian sendiri saja yang boleh berbicara. Kalian tidak mengijinkan Reva untuk mengeluarkan bukti yang dia miliki sebagai bantahannya.” “Ckk..ckk… apakah seperti ini gaya keluarga Yu dalam menyelesaikan masalah? Atau gaya sepuluh keluarga terpandang disini?” Kesepuluh kepala keluarga dari sepuluh keluarga terpandang yang ada di ruangan itu langsung merasa tidak senang. Seorang penatua lalu berkata dengan serius, “Ryo, meskipun Reva adalah pembunuhnya, dia juga memiliki hak untuk menyangkal dan membela dirinya.” “Kau tidak mengijinkannya menayangkan video dan juga tidak mengijinkannya menunjukkan bukti – bukti itu, lalu apa maksudnya ini semua?” Kepala keluarga lainnya juga ikut mengangguk: “Ya, itu benar!” “Bahkan jika ini adalah rumah keluarga Yu kalian juga tidak bisa begitu sewenang – wenang!” Para penatua dan kepala keluarga itu saling berbicara satu sama lain. Dan Ryo menjadi sasaran kritik mereka untuk sementara ini. Ryo benar – benar tampak tercengang. Akhirnya dia baru menyadari apa akibat dari mulutnya yang tidak bisa di rem barusan. Lalu dia memandang si penatua Yu dan mendapati bahwa si penatua Yu itu telah memejamkan matanya. Dalam hatinya dia langsung bergidik. Dia tahu bahwa kemungkinan besar si penatua Yu itu telah mengabaikannya. Lalu Ryo menghela nafas dalam – dalam dan dengan cepat berkata, “Hadirin, kalian sudah salah paham!” “Aku tidak melarangnya untuk menunjukkan bukti, aku…. Aku hanya menolak sikapnya itu.” “Bagaimanapun juga sepuluh keluarga terpandang hadir disini semua. Itu sangat tidak etis dan tidak sopan sikapnya bagi kita jika dia ingin berlaku seenaknya!” Tidak ada seorangpun yang mendengarkan penjelasannya yang lemah itu. Dan seorang penatua kemudian berkata dengan dingin, “Oke, berhenti bicara omong kosong sekarang!” “Reva, kau boleh menayangkan videomu.” “Tetapi, aku harap video ini benar – benar dapat digunakan sebagai bukti!” Kemudian Reva mengangguk sambil tersenyum. Dia berjalan ke depan komputer lalu menghubungkan ponselnya dengan komputer dan menayangkan video itu. Dalam video terlihat hutan yang gelap dan meskipun cahaya di sekitarnya sangat redup tetapi masih samar – samar masih terlihat keadaan dan situasi di sekitar. Ekspresi Mr Regatta seketika berubah. Bukankah ini tempat Shiro meninggal, batinnya. Reva lalu berkata dengan kencang, “Saudara – saudara sekalian, aku memang telah menangkap Shiro.” “Aku hanya ingin mencari tahu siapa yang memerintahkan Shiro untuk mencari masalah dengan kami.” “Demi untuk meninggalkan beberapa bukti, pada malam itu aku telah mengatur ponsel di tempat kejadian dan merekam video ini.” “Dan kebetulan juga ponsel ini telah merekam kasus pembunuhan yang sangat keji!” Semua orang langsung melihat tayangan video itu dan beberapa dari mereka langsung mengenali TKP tersebut. Tidak lama kemudian di dalam video itu Reva muncul bersama Shiro. Dan orang – orang di ruangan itu juga melihat bagaimana Reva menanyai Shiro kemudian melihat Reva pergi meninggalkannya lalu setelah itu Shiro melakukan panggilan telepon. Dan pada saat ini, semua orang baru menyadari bahwa Reva benar – benar telah di salah pahami. Wajah keluarga Smith langsung memerah karena malu.] Dia baru ingat apa yang dikatakan oleh Anya sebelumnya. Barusan tadi dia memang terlalu gegabah. Sekarang Reva telah membuktikan bahwa dia benar – benar tidak bersalah. Ini benar – benar membuat mereka semua merasa malu termasuk juga keluarga Smith. Lalu semua kepala keluarga itu memiliki ekspresi yang sama, malu dan marah. Dan tiba – tiba seorang kepala keluarga itu bertanya, “Kalau begitu, kalau bukan kau yang membunuh Shiro lalu siapa yang membunuhnya?” Reva terkekeh dan menatap Mr Regatta yang sedang diam – diam berjalan ke arah pintu lalu berkata, “Mr Regatta, mengapa begitu terburu – buru? Kau mau kemana?” “Masalahnya belum selesai. Apakah kau tidak ingin mengetahui siapa pembunuhnya?”

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat