Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 259

Bab 259

Alina mengernyitkan keningnya dan berkata, “Nara, jangan keterlaluan yah!”

“Kita ini masih satu keluarga, apa yang kau inginkan?”

“Meminta orang berlutut dan bersujud itu terlalu menghina orang!”

“Apakah kau harus membuat rusuh di rumah ini kau baru puas?”

Nara tampak kesal dan berkata, “Aku membuat rusuh?”

“Aku hanya bersikap adil dan melakukannya sesuai perjanjian!”

“Kenapa mau bertaruh kalau dia kalah bisa menghindar dari hukumannya sedangkan jika aku kalah maka aku harus menuruti permintaannya?”

Lalu Alina berkata dengan marah, “Nara, bukannya aku mau memarahimu tetapi masalah ini dari awal sudah salah!”

“Ohh, kalau Hiro kalah dia harus membuang harga dirinya dengan berlutut dan meminta maaf.”

“Sedangkan kalau kau kalah paling – paling Hiro hanya akan bertanggung jawab atas perusahaan bahan obat.”

“Kau juga tidak akan rugi apa – apa. Aset itu juga masih milik keluarga kita. Sedangkan Hiro yang dia pertaruhkan adalah harga dirinya!”

“Hiro sudah sangat toleran kepadamu. Dia sudah begitu rendah hati terhadapmu, bagaimana mungkin kau masih bisa mengatakan hal seperti itu?”

Nara langsung tercengang. Dia tak menyangka ibunya bisa mengucapkan kata-kata yang begitu tidak masuk akal seperti seorang bajingan itu.

Nara telah mempertaruhkan seluruh perusahaannya tetapi hasilnya tidak sebanding dengan harga diri orang lain?

Dan mengenai aset yang katanya masih milik keluarga sendiri, apakah menurut mereka Nara tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan? Batin Nara.

Jika perusahaan itu benar-benar jatuh di tangan mereka berdua, Hana dan Hiro pasti akan menelannya kapan saja mereka mau. Apakah mereka benar-benar telah

menganggapnya sebagai orang bodoh?

Tetapi Nara tidak berani mengatakan kata – kata ini.

Kedua orang tuanya lebih memihak Hiro. Dia sangat jelas tentang hal ini.

Jika dia benar-benar ingin membahas hal ini maka keluarga ini pasti akan tercerai berai.

Setelah menghela nafas dalam-dalam lalu Nara menggertakkan giginya dan berkata, “Ma, kau tidak perlu terlalu muluk – muluk.”

“Situasinya seperti apa, kita semua sama – sama tahu sendiri!”

“Aku tetap dengan kata – kataku tadi. Hiro harus bersujud dan berlutut untuk meminta maaf!”

Alina tampak sangat marah. “Kau… kau….

“Bagaimana caranya aku bisa melahirkan putri seperti kau yang begitu tidak berbakti!”

Alina sambil menangis dia memukul dadanya. Hana dengan wajah jijik berkata, “Nara, akhirnya aku bisa melihatmu dengan jelas!”

“Kau yang sekarang benar- benar membuatku sangat jijik!”

Beberapa dari mereka yang mulai membuat keributan membuat Nara tampak pucat tetapi dia berkeras untuk tidak menyerah.

Kali ini bukan masalah taruhannya tetapi yang paling penting adalah mempertahankan harga diri Reva!

Reva mengernyitkan keningnya. Sebenarnya dia juga tidak peduli apakah Hiro akan berlutut atau tidak.

Tetapi karena Hiro telah bertaruh dengan Nara, istrinya jadi apa yang telah dikatakannya waktu itu tidak dapat di tarik kembali!

Di tengah keributan beberapa orang itu tiba – tiba Reva melambaikan tangannya dan berkata, “Nara, lupakan saja!”

“Nara, karena Hiro tidak mau berlutut, kita juga tak perlu memaksanya!”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat