Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 270

Hana membuka mulutnya lebar – lebar dan setelah beberapa saat dengan marah dia berkata, “Reva, sebenarnya apa maksudmu? Apakah kau sedang mencoba mengungkit masalah lama dengan kami?” “Oke, jika kau ingin mengungkitnya, aku akan mengungkit semua dan membuat perhitungan yang jelas denganmu.” “Berapa biaya makan dan minum kau di rumah kami selama tiga tahun?” “Berapa biaya yang harus kau ganti karena telah menunda adikku selama tiga tahun?” “Berapa banyak yang harus kau bayar karena telah merusak reputasi keluarga kita?” Lalu dengan lembut Reva berkata, “Hana, jika kau benar – benar ingin memperhitungkan semua masalah ini, aku akan mencari seorang akuntan profesional untuk membantumu menghitung semua biaya ini.” “Berapa banyak yang harus aku berikan kepadamu akan aku berikan semua!” “Tetapi, ada satu hal yang harus aku katakan lebih dulu di awal.” “Jika masalah perhitungan uang ini sudah dihitung dengan jelas maka aku tidak akan mengurus masalah gelang giok itu lagi.” “Aku akan mengambil kembali seluruh uang 3 milyar ini. Masalah gelang giok itu kau selesaikanlah sendiri, bagaimana?” Hana langsung tercengang. Masalah gelang giok itu jika keluarga Meng benar – benar mengusut dan menyelidikinya maka dia akan celaka. Setelah hening cukup lama, kemudian tiba – tiba Hana berkata, “Untuk apa kau membahas masalah di masa lalu?” “Kenapa, apakah kami tidak cukup baik kepadamu?” “Pekerjaanmu ini diatur oleh suami aku untukmu.” Reva terdiam dan bertanya, “Apa hubungannya pekerjaanku ini dengan kalian?” Alina dengan gugup berkata, “Reva, bagai… bagaimana kau bisa berbicara seperti itu?” “Kau bisa bekerja disini itu semua berkat Hiro yang telah menggunakan koneksinya untuk mengatur pekerjaanmu.” “Coba kau pikirkan, bagaimana mungkin kau yang hanya seorang petugas pembersih tiba – tiba saja menjadi seorang direktur departemen. Tanpa koneksi apakah mungkin terjadi?” Hana juga sangat marah dan langsung merepet, “Aku sudah bilang, aku sudah bilang kan, dia ini adalah orang yang sangat jahat dan tidak punya hati nurani!” “Tidak peduli seberapa baik kita terhadapnya, dia sama sekali tidak pernah menghargainya.” “Sudahlah lupakan saja. Kami tidak akan mengatur pekerjaan ini untukmu lagi!” “Keluarlah dari sini dan pergi membersihkan toilet lagi saja!” ”Kau tidak pantas duduk di kantor seperti ini!” “Sana pergi ngaca dulu, seperti apa kau itu! Sekolah kejuruan saja belum selesai, apa kau benar – benar berpikir bahwa kau adalah orang hebat?” “Masih berani duduk di kantor dan bekerja sebagai direktur lagi?” “Cihhh!” “Seumur hidupmu kau sudah ditakdirkan sebagai pembersih toilet!” Ekspresi Reva langsung menjadi dingin dan berkata, “Hana, kau jangan keterlaluan!” “Disini adalah rumah sakit, bukan tempat kau berbicara sembarangan!” Hana langsung meraung dan berkata, “Kau bilang siapa berbicara sembarangan?” “Kau ini bajingan yang tak tahu berterima kasih. Aku akan menelepon suamiku sekarang dan memintanya untuk membuatmu kembali menjadi petugas pembersih toilet lagi!” Pertengkaran mereka di sini telah menarik banyak penonton. Dekan juga sudah mendapatkan berita mengenai ini jadi dia segera datang dan melihatnya. Dia langsung tampak terkejut. Reva adalah orang yang dihargai oleh tuan Tanaka. Tuan Tanaka sendiri yang memintanya menjaga Reva ini. “Hei, kalian sedang apa?” “Dimana petugas keamanannya?” “Cepat usir orang – orang ini keluar!” “Ini adalah rumah sakit bukan tempat bagi kalian untuk membuat onar!” maki dekan itu. Hana dengan cepat menghampiri dan berkata, “Dekan, sebenarnya begini..” “Dia itu hanyalah seorang petugas pembersih toilet dan sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk menjadi direktur.” “Dia bisa mendapatkan jabatan ini karena telah memberikan pungli kepada seseorang.” “Cepat kau pecat dia sekarang!” Dan di saat yang sama, Justin, wakil presiden yang membantu Reva atas pemindahannya itu baru saja tiba. Mendengar ucapan Hana itu membuat Justin menggigil ketakutan. Darimana datangnya jalang ini? Beraninya membongkar rahasiaku? Batin Justin. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi. Dekan memelototi Hana dan memaki, “Diam!” “Jaga ucapanmu!” “Direktur Lee adalah dokter hebat di rumah sakit kami. Dan dia memiliki kualifikasi yang lebih dari cukup untuk menjabat sebagai direktur!” “Kau berani memfitnah para dokter di rumah sakit kami. Aku berhak untuk menuntut tanggung jawab hukum darimu!” Lalu ketiga orang itu termasuk Hana langsung tercengang. Apa – apaan ini?” Sejak kapan seorang petugas pembersih toilet telah menjadi dokter hebat kalian? Apa jangan – jangan dia takut kehilangan martabatnya sehingga sengaja berkata seperti itu? Batin Hana. Lalu dengan panik Hana berkata, “Tetapi apa yang aku katakan itu memang kenyataan.” “Direktur rumah sakit, dia benar – benar tidak mengerti apa – apa sama sekali!” “Kami telah memberikan uang kepada wakil direktur Justin untuk membiarkannya mendapatkan jabatan ini!”

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat