Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 271

Justin yang mendengarkan ucapannya itu hampir saja muntah darah dan langsung memaki, “Kentutmu!” “Kapan aku pernah mengambil uangmu?” “Beraninya kau memfitnahku?” “Panggil polisi, aku akan menuntut mereka!” Pada saat ini, Justin sama sekali tidak akan mengakui bahwa dia telah menerima uang itu. Bagaimanapun juga Hiro memberikan uang itu secara tunai. Tidak ada seorangpun yang melihatnya dan uang itu juga sudah diurus olehnya. Tanpa bukti, tak ada seorangpun yang melakukan apapun kepadanya. Tentu saja, Justin juga sangat membenci Hiro di dalam hatinya. Justin merasa bajingan itu sengaja mencarinya untuk melakukan sesuatu tetapi sebenarnya malah ingin menikamnya dari belakang. Jelas – jelas Hiro ini sengaja ingin menjebak dirinya! Hana hanya mengetahui bahwa Hiro telah memberikan uang kepada wakil direktur Justin, tetapi dia tidak tahu Justin itu yang mana. Dan saat mendengar kata – kata Justin itu dia juga langsung terkejut. Tetapi dengan cepat dia membatalkan ekspresi tenangnya dan berkata, “Kenapa, kau berani mengambil uang orang tetapi tidak berani mengakuinya?” “Ketika suamiku memberimu uang itu kau menerimanya dengan senang hati!” “Sekarang kau malah menyangkalnya, apakah kau masih seorang laki – laki?” Justin langsung marah dan berkata, “Dasar jalang, beraninya kau menuduhku?” “Oke, sekarang kau bilang aku telah mengambil uangmu, apakah kau punya bukti?” “Jika kau tidak bisa menunjukkan bukti apapun, aku akan menuntutmu atas pencemaran nama baik!” Hana langsung tertegun. Darimana dia bisa mendapatkan bukti itu? Melihat ekspresi Hana yang seperti itu, Justin langsung tahu bahwa dia tidak punya bukti dan mau tak mau dia merasa lebih percaya diri lagi sekarang. “Tidak ada bukti, kan?” “Huh, kau telah memfitnah aku di depan umum dengan tanpa bukti. Apakah kau mengira rumah sakit kita ini benar – benar mudah diintimidasi?” “Direktur, kau harus membela aku!” teriak Justin dengan kencang. Lalu dekan mengernyitkan keningnya dan berkata dengan dingin, “Keterlaluan! Kalian anggap apa rumah sakit kami ini? Berani sekali menghina staf medis kami dengan seenaknya?” “Panggil polisi dan tangkap mereka semua!” Hana dan yang lainnya langsung panik. Jika dilaporkan ke polisi, mereka akan berada dalam masalah besar. Dan ketiga orang itu tidak berani tinggal lebih lama lagi disini sehingga mereka bergegas pergi. Begitu ketiganya berjalan sampai ke depan pintu rumah sakit, mereka melihat Hiro berjalan menghampiri mereka. “Ma, apa yang terjadi?” “Aku menelepon Justin, tetapi dia tidak mengangkat teleponku.” “Apakah sudah dapat kartunya?” Hiro bertanya dengan tergesa – gesa.” Lalu dengan marah Hana menceritakan apa yang barusan terjadi di rumah saki. Setelah mendengarkan ceritanya, Hiro juga menjadi kesal dan berkata, “Reva ini apakah dia sakit?” “Uang itu bukan miliknya sendiri. Mengapa dia malah membayarkannya kepada keluarga Meng?” “Tidak, dia harus meminta kembali semua uang itu!” Hana mengibaskan tangannya dan berkata, “Sudahlah, apa gunanya kau mengatakan ini?” “Hiro, siapa sih Justin yang kau cari itu?” “Tidak masalah jika dia tidak mau membantu kami tetapi dia malah mau memanggil polisi untuk menangkap kami?” Hiro langsung tercengang dan berkata, “Ini tidak mungkin?” “Dia telah menerima uang aku. Bahkan jika dia tidak ingin membantu kita juga dia tidak mungkin mencari masalah dengan kita.” “Apa yang telah terjadi sebenarnya?” Hana dengan sedikit canggung bercerita sambil bergumam. Hiro tampak bingung dan setelah beberapa saat dia baru mengetahui apa yang terjadi dan langsung terdiam. “Hana, kau… kau katakan padaku bagaimana orang mau membantumu!” “Kau mengatakan bahwa dia telah menerima uang kita di depan begitu banyak orang. Kalau begitu, bukankah kau telah mengeksposnya?!” “Digantikan dengan orang lain juga tak akan ada orang yang mau membantu kita!” Ujar Hiro dengan tak berdaya. Hana tampak kesal dan berkata, “Tetapi kan ucapanku itu memang tidak salah!” “Dia telah menerima uang kita, apakah ini masih bisa dikatakan bohongan?” “Kenapa dia tidak berani mengakuinya jika dia sudah berani menerima uang kita?” Hiro juga tidak dapat mengatakan apa – apa. Bagaimana caranya dia membantah orang yang selalu saja mencari onar dan tak memakai logika seperti ini? Lalu Axel mengibaskan tangannya dan berkata, “Sudahlah, lupakan saja. Apa gunanya omong kosong seperti ini!” “Aku rasa Hiro benar. Dia harus meminta Reva pergi ke rumah keluarga Meng untuk mendapatkan uangnya kembali!” Alina: “Apakah kau sudah bodoh?” “Uangnya sudah di ambil, bagaimana mungkin bisa mendapatkannya kembali?” “Misalnya saja kau diberikan 3 milyar dolar, apakah kau akan membatalkannya?” Lalu dengan serius Axel berkata, “Mengapa tidak bisa?” “Uang ini hanya sebagian saja yang milik Reva. Paling – paling 100 juta dolar. Sisanya itu adalah bagian kita, milik kita.” “Jika dia benar – benar ingin memberikan kompensasi kepada keluarga Meng juga paling banyak dia hanya perlu membayar 100 juta dolar saja.” “Sisanya itu semuanya adalah uang kita. Dia punya hak apa untuk menangani uang ini?” “Itu illegal baginya untuk menggunakan uang yang bukan miliknya.” “Jika keluarga Meng tidak mau membatalkan uangnya, kita akan menuntut mereka dan menagih hak kita sesuai hukum!”

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat