Di perusahaan farmasi Shu, kantor Nara. Melihat orang tuanya datang, Nara sudah dapat menduga apa yang akan mereka lakukan. “Pa, Ma, apakah kalian ke sini untuk menanyakan tentang masalah kompensasi 3 milyar dari keluarga Yu itu?” “Tak perlu tanya lagi, 3 milyar itu sudah kami bayarkan kepada keluarga Meng.” Ujar Nara secara langsung. Mendengar ini, Axel dan Alina tidak marah. “Nara, kau sudah tahu sejak awal?” “Mengapa… mengapa kau tidak menghentikannya?” Alina bertanya dengan panik. Nara: “Bukannya aku sudah mengetahuinya sejak awal, tetapi aku yang memintanya melakukan hal ini!” Alina langsung tercengang dan berkata, “Apa?! Kau yang memintanya untuk melakukan hal ini?” “Kau sudah gila?” “Itu tiga milyar dolar. Kau… kau.. kau memintanya memberikan tiga milyar dolar itu kepada orang lain?” Nara: “Memangnya kenapa?” “Gelang giok yang diberikan keluarga Meng kepadaku itu bernilai lebih dari tiga milyar dolar!” “Dan kau sudah menghilangkan barang yang diberikan orang lain kepadaku. Apakah kau tak perlu memberi kompensasi?” Alina dengan cepat bertanya, “Kompensasi apa?” “Uang itu telah kau berikan kepada mereka, lalu bagaimana dengan keluarga kita?” “Apakah keluarga kita tidak mendapatkan apa – apa?” Nara: “Ma, apa sih yang kau bicarakan ini?” “Keluarga kita juga begini – begini saja selama ini. Dan keluarga kita juga tidak pernah kekurangan uang.” “Dulu keluarga kita hanya bekerja di perusahaan ini tetapi sekarang perusahaan farmasi Shu ini telah menjadi milik keluarga kita. Apakah mungkin kita masih kekurangan uang?” Axel dengan marah berkata, “Memangnya apa yang dikatakan mama-mu itu maksudnya seperti itu?” “Nara, kau ini benar – benar bodoh atau pura – pura bodoh?” “Apakah kau tidak tahu dengan kondisi rumah kita?” “Rumah kita itu sudah usang dan bobrok. Apakah kita tidak perlu ganti dengan yang baru?” “Perabotan dan peralatan rumah tangganya juga sudah dari dulu. Apakah tidak perlu membeli yang baru?” “Teman – teman lama itu sekarang sudah mengendarai mobil mewah kemana – mana, sedangkan aku?” “Semua orang sudah memakai barang bermerek seperti Rolex dan Armani, sedangkan aku?” “Mama-mu pun tidak punya pakaian yang cukup pantas. Sebagai putrinya apakah kau tidak merasa perlu berbakti?” Nara terdiam lalu berkata, “Pa, mengapa kau harus membandingkan dirimu dengan orang lain?” “Kita hanyalah keluarga biasa saja. Untuk apa kita membandingkan diri kita dengan orang – orang kaya itu?” “Selain itu, mama-ku juga telah menghabiskan 7.000 dolar untuk membeli pakaiannya bulan lalu. Bagaimana bisa dikatakan bahwa dia tidak mempunyai pakaian yang layak?” “Kalian lihat Reva, sudah tiga tahun, apakah dia pernah membeli pakaian, sekali saja?” “Jadi orang itu harus adil!” Hana langsung cemberut dan berkata, “Dia itu hanya menantu yang menumpang di keluarga kita. Untuk apa dia berpakaian bagus?” “Sebelumnya keluarga kita tidak punya cukup uang jadi aku tidak akan mengatakannya.” “Tetapi sekarang setelah memiliki uang yang cukup apakah kau tidak bisa lebih berbakti kepada orang tuamu?” Nara lalu menggertakkan giginya dan berkata, “Bagaimana aku tidak berbakti kepada papa dan mama?” “Bukankah semua uang yang aku hasilkan telah aku berikan kepada keluarga kita? Apakah aku harus membeli mobil mewah dan rumah mewah baru bisa dianggap berbakti?” “Kalian juga tahu, jika masalah gelang giok ini tidak dibayarkan, Reva harus masuk penjara!” “Ooh, apakah uang dari hasil Reva di penjara itu akan kau gunakan untuk membeli rumah dan mobil mewah? Apakah kalian masih memiliki hati nurani?” Axel langsung marah dan berkata, “Nara, kau tahu apa?” “Sebenarnya kau bisa berhitung atau tidak?” “Reva menghabiskan beberapa tahun di penjara dan harganya itu 3 milyar dolar. Apakah menurutmu itu tidak sepadan?” Dan tanpa ragu Nara langsung berkata, “Tentu saja tidak sepadan!” “Dia itu suamiku dan dia tidak akan membiarkan aku ditindas. Aku juga tidak akan membiarkan dia ditindas!” Setelah mengatakan ini, ekspresi Nara tampak sangat tegas. Sejak pertama kali Reva menanam bunga mawar untuknya sebagai hadiah ulang tahun, dia benar – benar telah menganggap Reva sebagai suaminya! Dan lamaran pernikahan di Times Hotel saat itu membuatnya benar – benar jatuh cinta kepada pria ini. Jika dia tidak meninggalkannya, Nara juga tidak akan menyerah! Reva saja tidak tega melihat dia sengsara jadi dia juga tidak mungkin rela membuat Reva menderita, kan? Axel dan Alina tampak gemetar dengan hebat karena sangat marah. Hana langsung menggertakkan giginya dan menggebrak meja sambil meraung, “Kau tidak ingin dia ditindas tetapi malah lebih rela melihat kami tertindas, iya kan?” “Nara, Nara, bagaimana cara papa dan mama membesarkanmu sebenarnya? Mengapa sekarang kau menjadi musuh dalam selimut?” “Sudahlah lupakan saja. Pa, Ma, kita tak perlu berbicara dengan musuh dalam selimut ini lagi!” “Ayo kita langsung ke rumah keluarga Meng untuk meminta uangnya saja!” “Hiro, kau cari seseorang untuk pergi kesana juga. Jika mereka tidak mau memberikan uangnya, langsung kau hancurkan saja rumahnya!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat