Bab 386
Air muka Nara juga tampak berubah.
Ya jika Reva turun tangan itu berarti llana.... pasti sudah mati, kan?
Kali ini kegembiraan di hatinya langsung menjadi dingin.
Jika adiknya meninggal, dia tidak bisa menerimanya.
Reva berkata, “Tidak apa–apa. Aku sudah meminta seseorang untuk menyelamatkan Hana!”
Nara menghela nafas lega.
Axel mengerutkan keningnya. “Sudah diselamatkan? Mana orangnya? Mengapa aku belum melihat Hana?”
Reva: “Seharusnya mereka sudah hampir sampai.”
Alina langsung berteriak, “Reva, kau dengarkan aku dengan baik.”
“Kalau sampai terjadi sesuatu dengan putriku, aku akan membuat perhitungan denganmu!”
“Cepat kau biarkan putriku kembali, kau dengar tidak?”
Nara: “Ma, kau jangan khawatir.”
“Reva sudah meminta seseorang untuk menyelamatkan Hana, itu berarti Hana pasti akan baik – baik saja.”
“Sabar dan tunggulah sebentar lagi. Mereka pasti akan segera kembali.”
Dengan marah Alina berkata, “Bagaimana aku tidak khawatir?”
Illi
“Dia itu putriku, bisakah aku tidak khawatir?”
“Nara, tricngapa sekarang kau jadi seperti ini?”
“Dia adalah adikmu sendiri, mengapa kau sama sekali tidak mengkhawatirkannya?”
“Bagaimana bagaimana bisa aku telah membesarkan seorang yang tak punya hati sepertimu?”
Dengan marah Nara berkata, “Ma, mengapa malah mengatai aku tak punya hati?”
“Kalau aku tidak mengkhawatirkan Hana, apakah aku akan menelepon Reva?”
K
ati kalian benar–benar sangat keterlaluan!”
Wetelah aku meneleponnya, kalian sama sekali tidak pemah peduli mengenai apa yang terjadi krgatha Revit Mulut kalian hanya terus menerus menunakan l a.”
“Apakah kau tahu apa itonya jika keva tulak turun tangan dan
kalah
“Di mata kalian hanya ada Hana. Siapa dari kalian yang pernah memikirkan hidup matinya Reva?”
“Sekarang setelah Reva pulang, kau juga menyalahkan Reva bahwa seharusnya dia tidak menang!”
“Aduuh kau tahu tidak betapa mama mengkhawatirkanmu!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat