Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 42

Bab 42
Raut wajah Brad segera berubah dan dia menendang Alan dengan satu tendangan: “Jika kau tidak berbicara aku bahkan lupa untuk membuat perhitungan denganmu.”
“Alan, beraninya kau sengaja mengadu domba diantara kami!”
Wajah Alan memutih dan dia berkata dengan suara gemetar, “Direktur Mont, apa yang sedang kau bicarakan, aku.. aku tak mengerti…”
Brad terlihat sangat marah: “Tuan Lee telah menceritakan semuanya kepadaku. Kau adalah bajingan yang hampir membunuh putraku. Bagaimana mungkin aku akan melepaskanmu?!”
“Pengawal, seret bajingan ini keluar untuk dijadikan makanan anjing!”
Serombongan orang bergegas masuk dan menyeret Alan keluar tanpa aba – aba lagi.
Ronny tampak panik dan bergegas memohon kepada Brad: “Direktur Mont, kau jangan marah, dia … dia tidak bermaksud begitu. Tolong.. demi aku…”
“Kau kira siapa dirimu brengsek?! Beraninya kau meminta budi didepanku!” Brad melambaikan tangannya dengan marah:”Seret juga anjing ini dan jadikan mereka semua sebagai makanan anjing!”
Ronny dan Alan, sepasang ayah dan anak itu menangis dan memohon, tetapi tidak ada yang mempedulikan mereka.
Dokter Akio awalnya berencana mengajak Reva ke rumah sakit di kota tetapi Reva tidak mau terlihat terlalu menonjol, jadi dia tetap memilih untuk tinggal di unit gawat darurat di rumah sakit ini.
Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, Brad menyumbangkan 50 juta dolar ke rumah sakit ini.
Tidak hanya itu saja tetapi selanjutnya setiap tahun dia akan menyumbang 30 juta dolar ke rumah sakit ini.
Dekan rumah sakit yang masih dalam perjalanan bisnis mendengar berita itu. Dia sangat senang dan segera menelepon Reva untuk berterima kasih padanya.
Reva juga tentu saja tidak mempublikasikan hal – hal ini kepada publik. Dia masih harus menyembunyikan identitas dan rahasianya.
Orang-orang di rumah sakit hanya tahu bahwa pada akhirnya, dokter Akio lah yang menyelamatkan tuan muda Mont dan hal lainnya telah disembunyikan dengan rapi.
Tetapi tanpa adanya Ronny dan Alan di rumah sakit ini, Reva juga merasa jauh lebih nyaman kerjanya.
Di siang hari setelah pulang kerja Reva akan mengendarai mobil listriknya dan datang ke Farmasi Shu.
Baru saja dia tiba di gerbang Reva telah mendengar raungan dari dalam.
“Mengapa tidak mengijinkan kami masuk? Kami adalah karyawan di sini, mengapa tidak mengijinkan kami pergi bekerja?”
“Benar, kemarin kita hanya pulang untuk istirahat sebentar. Kemarin perusahaan membagikan begitu banyak bonus mengapa kami tidak mendapatkannya?
“Kami telah bekerja keras untuk mengembangkan obat baru untuk perusahaan ini. Perusahaan sekarang telah menghasilkan uang jadi ingin mengusir kami? Mana boleh seperti itu!”
“Nara, keluarlah kau. Jika hari ini kau tidak menjelaskannya, kami tidak akan melepaskanmu!”
Reva melirik mereka semua. Mereka adalah orang – orang yang memilih untuk mengundurkan diri kemarin.
Tampaknya mereka telah mengetahui tentang pesanan senilai tiga miliar dolar yang di raih oleh perusahaan dan ingin kembali bekerja.
“Kalian semua sudah mengundurkan diri kemarin. Masih berani datang kesini untuk membuat onar. Apakah kalian tidak tahu malu?!!” Reva berkata dengan keras.
Rombongan orang itu segera menoleh ke arah datangnya suara. Pria yang memimpin rombongan itu mengejek: “Ku kira siapa? Ternyata menantu yang menumpang hidup di keluarga istrinya. Jangan kau pikir Nara si wanita jalang itu membelamu maka kau bisa mengatur sesukanya disini!”
11
“Jika kau juga ingin datang ke sini untuk mengatur kami maka kau ubah dulu nama keluargamu menjadi marga Shu juga!”
“Pada zaman kuno, jika seorang wanita menikah dengan keluarga pria, dia harus mengubah nama keluarganya. Sekarang setelah kau menikahi keluarga Shu, kau juga sudah seharusnya mengubah nama keluargamu!”
Semua orang menertawakan Reva dan mengejeknya.
Reva tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia berjalan selangkah demi selangkah dan tiba-tiba saja meraih pria yang memimpin rombongan itu dan menendangnya dari atas tangga.
“Kau berani memukul orang!”
Rombongan itu sangat marah.
Reva begitu kesal dan berteriak dengan marah: “Jika kau berani memaki Nara lagi dengan satu kata saja aku akan membunuhmu!”
Rombongan orang itu langsung ketakutan, mereka belum pernah melihat Reva seperti itu
sebelumnya.
“Aku beri kalian tiga menit untuk segera pergi dari sini. Kalau tidak aku akan memanggil polisi!”
“Ingat, kalian bukan lagi karyawan perusahaan ini dan kalian juga telah menandatangani laporan pengunduran diri. Jika kalian ingin terus membuat masalah di sini, huhh, aku akan mengirim kalian semua ke penjara!”
Setelah mengatakan itu Reva pergi dan masuk ke perusahaan dengan kepala terangkat tinggi tanpa satu kali pun berbalik untuk melihat mereka.
Rombongan orang itu saling menatap dengan cemas dan akhirnya dengan tak berdaya mereka pun meninggalkan tempat itu.

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat