Ekspresi Jose langsung berubah lalu dengan marah dia berkata, “Dekan, apa maksudmu?”
“Apa kau sedang mencoba membelanya?”
“Dia telah memukuli aku di depan banyak orang. Kalau aku tidak menyelesaikan masalah ini dengannya lalu bagaimana aku harus menghadapi orang banyak di kemudian hari?”
“Aku kasih tahu yah, walaupun hari ini dewa turun ke tempat ini pun tak akan bisa membelanya!
Lalu perawat jahat itu ikut menambahkan, “Dan juga Devi si jalang itu!”
“Dia adalah anak buah Reva!”
Ekspresi dekan tampak begitu canggung. Tadi saat berbicara diam-diam dia mengedipkan mata kepada Jose untuk memintanya membawa semua orang – orangnya itu pergi.
Tetapi tak disangka Jose sama sekali tidak mempedulikan isyarat matanya malah berbalik untuk berteriak.
Sebelum dekan sempat berbicara lagi Ronald yang sedang mengerutkan keningnya langsung bertanya, “Apa? Apa masalah ini juga ada hubungannya dengan Devi -ku?”
Devi langsung berkata, “Ya memang benar!”
Dia segera menceritakan apa yang baru saja terjadi.
Saat semua orang di sekitar mereka mendengar ceritanya mereka semua langsung menatap Jose dengan tatapan mengejek.
Jose yang ingin mengejar dan mendapatkan Devi itu memang tidak salah.
Tetapi setelah Devi menolak lamarannya dia malah membuat hal-hal tercela seperti itu untuk mengancam Devi. Ini benar-benar sangat keterlaluan.
Dekan RS terdiam sejenak. Jose memang sudah sangat keterlaluan. Dia tidak bisa membantunya.
Lalu Jose mengangkat kepalanya dengan angkuh dan berkata dengan dingin, “Devi, kau harus berbicara dengan jelas.”
“Rumah sakit punya peraturannya sendiri. Aku memang sudah mengatur seorang
TU 24 Mon, 5 Sept
M
.
Bab 450
40
5 mutiara
pasien untuk menempati tempat tidur rumah sakit itu.”
“Mereka sudah memesannya dan sekarang ketika pasiennya tiba maka mau tak mau tempat tidur itu harus disiapkan untuk mereka. Memangnya mereka tidak pantas untuk menempati tempat tidur itu?”
“Sesuai dengan aturan kan memang siapa yang duluan dialah yang mendapatkannya. Karena orang itu sudah memesan tempat itu sebelumnya jadi tempat tidur itu memang milik mereka. Apa masalahnya dengan itu?”
Ronald mengangguk dengan perlahan. “Ucapanmu memang benar. Siapa yang duluan dialah yang mendapatkan.
“Kalau kau mengatakan bahwa tempat tidur ini sudah dipesan maka kami juga tidak punya hak untuk berkata apa – apa.”
“Tetapi saat itu pasien masih diinfus dan kau langsung mencabut jarumnya. Apakah itu pantas?”
“Dan juga kepala papanya Helen saat itu sudah cedera.”
“Sebagai seorang staf medis, kau sama sekali tidak melakukan pertolongan pertama untuk mengobati cederanya. Apakah ini sesuai dengan peraturan yang ada?”
Jose tidak dapat menyangkal apa yang pria ini katakan. Dengan marah dia bertanya, “Memangnya siapa kau?”
lagi?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat