Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 46

Bab 46
“Dua kartu member apa?” tanya Reva.
Penjaga keamanan itu menelan salivanya dan tampak terkejut: “Pak,aku … bolehkah aku melihat kartu Anda?”
“Kartu?” tanya Reva dengan bingung sambil mengeluarkan kartu hitam itu.
Kartu ini diberikan oleh Brad kepadanya. Reva tidak menggubris kartu itu, dia hanya menyimpannya di dompetnya saja.
Penjaga keamanan yang melihat kartu itu tampak terkejut.
“Pak, aku minta maaf atas sikapku tadi, silahkan anda masuk kedalam untuk duduk sebentar.”
“Duduk?” Reva tampak terkejut. Tadi penjaga ini mengatakan bahwa dia tampak amburadul dan tidak memperbolehkannya masuk. Lalu sekarang malah menyuruhnya masuk untuk duduk? Apa yang terjadi?
Reva mengikuti penjaga itu masuk kedalam toko, penjaga itu tidak berani mengabaikannya. Dia membawa Reva ke tempat duduk dekat jendela. Suasana disini tampak tenang dan bagus.
“Pak, mohon tunggu sebentar. Jika anda butuh sesuatu anda bisa langsung memberi tahu pelayan kami!”
Penjaga keamanan menjelaskannya dengan hormat dan buru-buru pergi dengan kartu itu.
Reva benar-benar dibuat bingung karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi karena dia sudah diperbolehkan masuk maka tanpa ragu dia mengambil menu makanan dan mulai memesannya.
Raka dan Harumi yang duduk tidak jauh dari sana ketika melihat Reva masuk ke restoran ini mereka berdua tampak tercengang.
“Bagaimana mungkin dia bisa masuk?”
“Itu sudah pasti dia melihat kita masuk dan merasa penasaran jadi ikut masuk juga kesini dengan berlagak jadi orang kaya!”
“Tetapi biaya konsumsi di Spoon & Stable ini minimalnya saja sebesar 2.000 dolar, mampukah
dia?”
“Hehehe, tak usah pedulikan dia. Kita lihat saja nanti apakah dia mampu membayarnya. Jika tidak maka akan sangat menarik ini!”
Setelah berbicara keduanya tertawa. Raka meraih Harumi kedalam pelukannya sambil menatap Reva dengan provokatif.
Di saat yang sama, keadaan di lantai alas.
Penjaga keamanan bergegas mendekat dan berkata dengan suara gemetar, “Apa … Apakah manajer Kai ada di sini?”
“Ada apa?” Pria yang berdiri di pintu menatapnya dengan tidak sabar:”Manajer Kai sedang ada sesuatu yang harus dikerjakan, untuk apa kau mencarinya?”
“Cepat kau minta dia kembali!” desak penjaga keamanan itu.
Pria itu melotot: “Apakah kau sudah gila? Kau kira kau siapa berani meminta manajer untuk kembali!”
Penjaga keamanan mengertakkan gigi dan mengulurkan kartu hitam itu: “Cepat panggil manajer untuk kembali!”
Pria itu melirik kartu itu dan ekspresinya tiba-tiba berubah: “Ini … bukankah ini kartu VVIP direktur Mont? Siapa yang barusan datang kesini? Austin King atau petinggi dari ibukota provinsi?”
Penjaga keamanan buru-buru berkata, “Bukan, bukan satupun dari mereka!”
“Bukan mereka? Apakah seseorang telah mencuri kartu VVIP mereka? “Pria itu tersentak kaget: “Ya Tuhan, masalah ini tak dapat diselesaikan oleh kita. Kau tunggu sebentar, aku akan segera meminta manajer untuk kembali!”
Reva tidak tahu bahwa kartunya telah membawa kejutan besar bagi orang-orang disini.
Dia baru saja selesai memesan makanan dan hendak makan ketika tiba tiba saja ada panggilan telepon dari Nara.
“Kau meneleponku tadi?
“Ada apa?”
Reva: “Tidak apa-apa, aku tadi ingin mengajakmu pergi makan. Apakah kau sedang sibuk di
sana?”
Nara: “Aku sedang rapat tadi, kau sekarang dimana? Aku pergi mencarimu.”
“Spoon & Stable!”
Nara tertegun sejenak: “Spoon & Stable? Maksudmu toko di sebelah Spoon & Stable?”
Reva: “Bukan, aku berada di Spoon & Stable !”
Nara: “Kau sedang bercanda yah? Untuk masuk ke Spoon & Stable harus mempunyai kartu member disana.”
Na
Nara terdiam sesaat: “Kau tunggu sebentar, aku akan segera ke sana.”
Nara meletakkan teleponnya dan kurang dari sepuluh menit Nara sudah berjalan ke lobi restoran itu dengan pakaian formalnya.
Nara yang baru saja masuk itu segera menarik perhatian semua orang.
Bagaimanapun juga dia adalah wanita tercantik di kota Carson. Dari segi penampilan Nara benar benar tampak sempurna.
Mata Raka hampir keluar saat melihat Nara. Harumi tak ada apa – apanya jika dibandingkan dengan Nara.
Semua orang yang berada disana memandang Nara, terutama para pria – pria itu. Mereka memikirkan cara untuk memulai percakapan dengan Nara.
Nara kemudian langsung menghampiri meja Reva dan duduk didepannya di bawah tatapan semua orang yang berada di restoran itu.

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat