Bab 49
Nara tampak marah: “Kenapa?”
“Nona, kartu membermu adalah kartu member paling umum disini. Sesuai aturan kalian tetap bisa makan disini.”
“Tetapi member umum harus memaklumi member yang berada diatas levelnya.”
“Jadi, mau tidak mau kami harus merepotkan kalian berdua untuk pindah ke posisi lain!”
Pelayan itu lampak arogan melihat mereka datang kesini dengan kartu member paling umum.
Mereka yang makan disana setidaknya masuk dengan menggunakan member silver.
Pelayan disini pun sama sekali tidak terlalu mempedulikan orang yang menggunakan kartu member paling umum disini.
“Aturan di restoran kalian seperti inikah? Nara mengerutkan keningnya dengan heran.”Mengapa aku tidak tahu?”
“Ini adalah aturan yang tidak perlu diucapkan!” Pelayan itu tertawa: “Bagaimanapun juga member disini dibagi menjadi beberapa level dan tentu saja mereka juga memiliki hak yang berbeda untuk setiap level!”
Nara bertanya dengan serius: “Jika seperti yang kau katakana tadi jadi member yang levelnya lebih tinggi boleh mengusir member dengan level yang lebih rendah dengan seenaknya saja?”
Pelayan berkata: “Hal seperti itu biasanya tidak terjadi.”
“Tetapi jika ada konflik antara member level tinggi dan member level rendah, maka kami berhak membantu member yang levelnya lebih tinggi!”
Orang-orang di sekitar bersorak dengan riuh.
“Betul sekali!”
“Member premium harus memiliki hak sebagai member premium. Jika tidak, untuk apa kita mengupgrade member kita ke level premium?”
“Hahaha, tidak malukah kalian yang hanya kartu member umum untuk datang makan disini?”
“Suruh mereka duduk dan makan diluar saja!”
Raka berjalan mendekati sambil tersenyum,”Cantik, sebenarnya kau tidak mau pindah posisi juga tidak apa – apa.”
“Aku member Gold, biarkan aku mentraktirmu!”
Wajah Nara tampak pucat, ini kan sama saja seperti sedang menghinanya?
Ma sai
Tetapi yang paling membuat dia kesal adalah Reva. Mengapa Reva memilih tempat makan seperti ini?
Tempat seperti ini tidak cocok untuk mereka datangi.
Tetapi Reva tampak tenang saja seolah-olah semua ini tak ada hubungannya dengan dia.
Dia melirik pelayan itu dan berkata dengan lembut, “Apakah kau yakin bahwa member dengan level yang lebih tinggi boleh mengusir member dengan level rendah dengan sesuka hatinya?”
Pelayan itu tampak sombong: “Tidak bisa dikatakan diusir sesuka hati tetapi setidaknya kau bisa mendapatkan pelayanan yang seharusnya kau dapatkan!”
“Bagus sekali!” jawab Reva sambil mengangguk dengan puas. Dia melirik ke arah kerumunan orang – orang disitu dan tiba-tiba berteriak, “Kalau begitu aku ingin mereka semua keluar!”
“Apa?”
Semua orang berseru dan memarahi: “Kau kira kau siapa?”
“Brengsek, member dengan level paling rendah seperti dia berani mengatakan kata-kata sombong seperti itu?”
“Seret mereka keluar dan usir mereka!”
Pelayan juga tampak kesal dan berkata dengan serius: “Tuan, tolong perhatikan ucapan anda. Jika anda menghina member premium kami, kami dapat mencabut kartu member anda kapan saja!”
Harumi langsung tertawa dan berkata, “Itu juga dia harus punya kartu member dulu baru kau bisa mencabutnya!”
Dia juga harus memiliki kartu member, jadi kamu bisa mencabutnya!”
“Kalian belum tahu yah? Yang punya kartu member itu hanya wanita disebelahnya. Dia hanya menumpang saja, bukan member disini!”
Kerumunan orang itu terbahak-bahak.
Wajah Nara memerah karena malu dan kemudian berbisik,”Reva, ayo pergi!”
“Kita tidak perlu pergi!” Reva meraih lengan Nara dan terkekeh, “Mereka yang seharusnya pergi!”
Nara tampak kesal: “Reva tak perlu mencari masalah dengan mereka. Masalah ini jika diperbesar hanya akan membuat malu saja.”
Reva berkata dengan tenang, “Percayalah, bukan kita yang malu!”
Nara memandang Reva dengan curiga. Dia bertanya-tanya bagaimana Reva bisa begitu percaya
diri.
Mata Raka berkilat tajam: “Masih tidak mau pergi juga? Percaya tidak, aku akan mematahkan kakimu dan mengusirmu!”
Kerumunan itu juga ikut berteriak: “Ya, usir saja mereka!”
“Beraninya kamu menghina member premium. Apakah kau tahu apa yang dikatakan dengan perbedaan level?”
“Hari ini, Spoon & Stable harus memberi kami penjelasan.”
“Mengapa ada anjing yang bisa masuk dan merusuh di tempat semewah ini!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat