Bab 48
“Aah?” Pelayan itu langsung tertegun. Situasi seperti ini adalah yang pertama kalinya dia temui.
Pelayan berbisik: “Tuan, sudah ada orang yang duduk di sana…”
Raka berkata dengan arogan, “Kalau begitu usir mereka!”
Pelayan: “Tidak baik seperti itu kan?”
“Memangnya kenapa?”
“Aku member Gold disini. Apakah aku tidak punya hak disini?
“Saya anggota Kartu Emas di sini, bukankah saya memiliki wewenang ini?”
Raka melirik Reva:”Kurasa dia juga tidak punya hak untuk makan disini. Coba kau tanyakan padanya apakah dia punya kartu member di Spoon & Stable!”
Pelayan memandang Reva dengan curiga. Dengan semua yang Reva kenakan di badannya sama sekali tidak menunjukkan dia adalah orang kaya. Jangan – jangan diamenyelinap masuk ke restoran ini?
Harumi sengaja berkata dengan kencang,”Aku kenal dengannya, namanya Reva dan dia hanyalah orang miskin.”
“Jangankan kartu member, kurasa dia bahkan tak mampu untuk membayar makanan disini!”
“Kau masih melayaninya dengan memintanya memesan makanan disini? Hahaha, nanti kalau sudah makan dia tak bisa bayar, aku ingin lihat apa yang akan kalian lakukan?”
Raut wajah pelayan itu langsung berubah dan menatap Harumi.”Nona, apakah anda benar benar mengenalnya?”
Harumi berkata dengan arogan:”Tentu saja! Dia adalah bekas teman sekelasku. Dulu waktu disekolah dia naksir aku dan karena itu dijuluki si pungguk!”
Orang-orang di restoran itu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Mereka menatap Reva dengan tatapan penuh ejekan.
Nara mengernyitkan keningnya sambil menatap Reva.
Wajah Reva tampak canggung:”Aku tidak melakukannya. Aku hanya membantu temanku mengirimkan surat cinta kepadanya saja lalu orang – orang salah paham terhadapku.”
Nara memutar matanya ke arahnya: “Kau sibuk sekali ternyata yah, pergi sekolah pun masih sempat – sempatnya membantu teman mengirim surat cinta!”
Reva terdiam.
Pelayan datang
“Pak, aku benar-benar minta maaf tetapi bolehkah anda menunjukkan kartu member anda?”
“Apa maksudmu?” tanya Nara dengan dingin.
“Maaf, restoran kami menggunakan system member. Untuk bisa makan disini anda perlu menunjukkan kartu membernya.”
Pelayan itu tampak sopan dan hormat tetapi dia tidak tersenyum.
Nara mengerutkan keningnya dan bertanya: “Kau sedang mencurigai kami tidak punya kartu i member?”
Harumi sambil tersenyum berkata,”Jika memang ada kau tunjukkan saja kepada pelayan ini, memang apa masalahnya?
Orang-orang di sekitar juga membuat keributan: “Pelayan juga menerima gaji orang. Untuk apa kalian menyulitkan pelayan?”
“Ya, jika memang anda memiliki kartu membernya yah keluarkan saja. Apa yang anda takutkan?”
“Dulu, seseorang pernah menyelinap masuk untuk makan. Mereka tidak punya kartu member dan tidak bisa membayar tagihan sehingga pelayannya dihukum. Orang seperti ini apa bedanya dengan pencuri?”
“Kalau kalian tidak dapat menunjukkan kartu membernya lalu bagaimana cara kalian masuk
tadi?”
Mereka semua semakin ribut dan sengaja memperbesar masalah. Seolah – olah sedang nonton
pertandingan bola saja.
Wajah Nara tampak memerah lalu dia membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu member itu dan menyerahkannya.
“Lihat dengan jelas, kartu member!”
Pelayan itu meliriknya dan tersenyum: “Terima kasih, maaf telah mengganggu kalian berdua!”
“Tunggu sebentar!” tiba – tiba saja Raka berteriak, “Aku mau duduk di posisi meja mereka!”
“Pak, mereka punya kartu member!” pelayan itu mengingatkan Raka.
“Aku tahu!” jawab Raka sambil mengangguk: “Tetapi sepertinya kartu member mereka hanyalah kartu member paling umum saja.”
“Sedangkan punyaku adalah kartu Gold. Apakah aku tak punya hak untuk memilih posisi?”
“Ini ..” Pelayan itu tampak kebingungan. Dia belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya.
“Kenapa? Masalah sepele seperti ini saja kau tak dapat mengurusnya? Raka berkata dengan marah,”Apakah kau ingin aku langsung menelepon tuan Mont untuk memberitahunya mengenai hal ini?”
Hati Reva langsung tertegun. Ternyata toko ini punya Brad Mont?
Ekspresi pelayan tiba-tiba berubah, orang ini benar-benar mengenal bosnya? Kalau begitu dia tidak dapat menyinggung mereka!
“Tuan, Nona, bisakah aku merepotkan kalian untuk pindah ke posisi lain?”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat