Menantu Dewa Obat
Bab 509
Dengan tidak berdaya Nara berkata, “Ma, ucapanmu ini kenapa jadi seperti aku yang melakukan kesalahan?”
“Sebelum dia membongkarnya tadi, aku sudah katakan kepadanya untuk mencari seorang ahli.”
“Tetapi dia tidak mau dengar dan memaksa untuk membongkarnya. Sekarang setelah bermasalah lalu harus aku lagi yang menanganinya?”
“Ma, biayanya itu tidak sedikit. Biayanya setengah juta dolar.”
“Dia juga sudah bukan anak kecil lagi. Mengapa dia tidak bisa bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan sendiri?”
Axel mengerutkan keningnya, “Masalahnya juga sudah terjadi, untuk apa kau mengungkit masalah yang tadi lagi?”
“Sekarang yang paling penting adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.”+
“Nara, aku mengerti maksudmu.”
“Memang benar, Hana memang terlalu ceroboh dalam melakukan sesuatu.“=
“Tetapi, kau adalah kakaknya. Kalau kau tidak mau membantu masalah yang dihadapi Hana lalu siapa yang mau membantunya?“.
“Sekarang kau adalah CEO perusahaan sementara Hana sama sekali tidak punya pekerjaan. Jadi bagaimana bisa kau menyuruhnya untuk membayar setengah juta dolar?”
Dengan terburu – buru Nara berkata, “Pa, apa maksudmu?”
“Ooh karena aku punya uang, jadi sudah sepatutnya aku membantunya menyelesaikan masalah ini?”
“Sekarang dia hanya perlu membayar 500.000 dolar. Bagaimana kalau lain kali dia harus membayar 500.000.000 atau 5 milyar dolar?”
“Apa aku harus menjual perusahaan untuk membantunya menyelesaikan masalah?”
Dengan marah Axel berkata, “Untuk apa kau berkata hingga sejauh itu?”
“Sekarang ini adalah masalah 500.000 dolar bukan 500 juta dolar. Dan siapa juga yang menyuruhmu untuk menjual perusahaan?”
“Selain itu, apa kau pikir Hana benar– benar bodoh?”
“Seperti kata orang bahwa seseorang yang pernah gagal tidak mungkin akan jatuh di lubang yang sama lagi. Dia pasti akan menganggap ini sebagai sebuah peringatan baginya di kemudian hari.”
Alina mengangguk – angguk. “Ucapan papamu benar.”
“Hana, lain kali kau harus lebih berhati – hati. Jangan mengulangi kesalahan seperti ini lagi.”
Hana mengangguk dengan patuh. “Iya, pa, ma! Aku akan mengingatnya.”
“Sebenarnya masalah kali ini juga karena aku ingin papa bisa tidur di tempat tidur ini secepatnya sehingga pinggangnya bisa lebih cepat sembut.
“Sebenarnya, kali ini, aku juga ingin Ayah tidur di tempat tidur ini lebih awal dan merawat pinggangnya lebih awal, itu sebabnya aku melakukan ini.”
“Pa, lain kali aku akan lebih hati – hati lagi.”
“Kalau kalian tahu sistem tempat tidur ini sangat rumit, seharusnya kau memberitahu dia dulu sebelumnya.”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat