Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 596

Menantu Dewa Obat

5 mutiara

Si tua Geni dan yang lainnya langsung terdiam.

Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan uang maka itu adalah solusi yang terbaik.

Tetapi, sekarang mereka tidak mau uangnya. Mereka hanya ingin minta pertanggungjawabannya secara hukum. Ini jadi merepotkan sekali.

Axel tampak sedikit bingung. Kalau begitu bukankah Nara juga ikut terlibat?

“Direktur Shu mentransfer uangnya kepada Reva. Uang itu ditransferkan dengan mengatasnamakan pinjaman jadi tidak ada yang melanggar peraturan.” Ujar sekretaris Nara dengan suara rendah.

Semua orang mengangguk. Para dewan direksi mengetahui akan hal ini.

Axel tersenyum lagi. Kalau putrinya tidak terlibat maka itu adalah hal yang terbaik.

Tommy tercengang sejenak. Kemudian setelah beberapa saat, lalu dengan marah dia berkata, “Lalu… lalu Reva melakukan investasinya secara ilegal dan merugi sebanyak 3 milyar dolar. Ini… ini benar–benar…”

Și tua Geni kemudian berkata dengan perlahan, “Investasi yang Reva lakukan itu adalah urusannya sendiri.”

“Perusahaan konstruksi bukan cabang dari perusahaan farmasi Shu kita. Kami tidak bisa mengendalikan urusan orang lain!”

28%.

Tommy menggaruk kepalanya. “Tetapi sekarang investasinya gagal dan 3 milyar itu tidak dapat

dilunasi.”

“Aku… sebagai kreditur meminta pertanggungjawabannya. Ini… inii bisa dilakukan, kan…”

Kali ini tidak ada yang bisa mengatakan apa – apa lagi.

Tiba–tiba Tommy menjadi bangga dan berkata, “Hari ini aku datang untuk menagih hutang sebagai kreditur.”

“Kalau kalian tidak mau menagih hutangnya yah itu urusan kalian.”

“Tetapi secara pribadi, aku tidak bisa melihat duri di depan mataku. Jadi aku harus mendapatkan kembali uangku ini!”

“Kalau dia bisa melunasi hutangnya, tentu saja ini yang terbaik!

“Kalau dia tidak bisa melunasi hutangnya, hemm, aku akan memasukkannya ke penjara!”

Si tua Geni mengerutkan keningnya dengan gugup. “Tommy, kau jangan keterlaluan!”

Tommy mendengus dingin. “Keterlaluan?

“Kalian semua ini memang bajingan kampret, dulu kalian semua dari awal berjuang dengan mengikutiku.”

“Sekarang setelah punya duit, kalian bahkan tidak mengenaliku lagi.”

“Kalian punya hak apa untuk mengatai aku keterlaluan?”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat