Fendi menatap Axel lekat – lekat. Alih–alih marah dia malah tersenyum lalu dengan perlahan dia mengangguk, “Sepertinya keluarga Shu sudah siap untuk mengumpulkan dana lagi?”
“Hahaha, ini menarik.”
1
“Aku tunggu kabar baik darimu!”
Kemudian orang – orang dari keluarga Yu pergi begitu saja.
Axel membeku di tempat. Dia tidak menyangka Fendi bisa langsung mengetahui tujuannya.
Tetapi dia juga tidak merasa perlu repot – repot peduli dengan hal ini lagi.
“Hiro, apa kau bisa mencari beberapa orang kaya?”
“Aku akan mengajak mereka makan nanti malam dan membicarakan proyek ini bersama dengan mereka!” ujar Axel.
Hiro langsung mengangguk, “Pa, kau tenang saja.”
“Dulu waktu aku kerja di bidang teknik, aku pernah
IL
1/6
kenal dengan banyak bos besar.”
“Tetapi kalau ingin mengajak mereka makan malam, aku rasa aku harus mengajak mereka semua dengan menggunakan nama perusahaan farmasi Shu.”
“Kalau tidak, para bos besar ini sulit diajak.”
Axel mengangguk, “Oke, kalau begitu ajaklah mereka dengan menggunakan nama perusahaan farmasi Shu.”
Hiro merasa sangat gembira. Dia langsung mengeluarkan hapenya dan menelepon mereka untuk mengajak mereka semua makan nanti malam.
Axel yang sementara ini tidak ada kerjaan lain dan merasa sangat tidak senang kemudian tiba – tiba berkata, “Ayo jalan, kita pergi ke rumah sakit!”
“Reva si bajingan ini, pasti dia yang telah menyusun semua rencana ini dibalik layar.”
“Kalau aku tidak memberinya pelajaran hari ini, emosiku tidak akan bisa reda!”
Hana yang memang suka mengacau kemudian
2/6
dengan semangat berkata, “Ya benar, kita memang harus memberinya pelajaran!”
11
“Dia sudah menumpang di rumah kita setiap hari tetapi kerjanya hanya melawan kita saja.”
“Kalau tidak diberi pelajaran nantinya dia malah akan semakin ngelunjak!”
Beberapa orang itu kemudian langsung pergi ke rumah sakit dengan sikap agresif.
Begitu masuk ke departemennya, mereka mendapati bahwa Reva sedang tidak ada di kantor. Hanya ada Devi saja yang berada disini.
Hana tampak marah lalu dengan kesal dia berteriak, “Mana Reva?”
“Suruh dia keluar!” seru Hana.
Devi sudah berada seharian di kantor dan tidak melihat Reva sehingga dia merasa kesal.
Tak disangka, ternyata masih ada orang juga yang datang untuk mencari gara – gara sehingga emosinya langsung tersulut.
1L
3/6
I
4/6
TIL
Tetapi siapa sangka, satu tamparannya ini telah memecahkan sarang tawon.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat