Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 848

Bab 848

Manajer itu berkata dengan marah, “Menurutmu?”

“Apa kau tidak menggunakan otakmu untuk berpikir?”

apa tetapi malah mengurusi masalah orang lain dan berspekulasi macam macam

“Kau tidak tahu apa tentang situasi orang?”

Wanita itu menundukkan kepalanya lalu dengan suara bergetar dia berkata, “Aku… aku benar–benar tidak tahu….”

Dengan marah si manajer berkata, “Kalau tidak tahu jangan ikut–ikutan berbicara.”

“Tadi waktu kami hendak mencegah mereka, kau tahu untuk memanggil polisi.”

“Lalu kenapa kau tidak menelepon polisi saat tahu gadis ini mau dibawa pergi?”

“Ohh, karena orang orang ini berkata mereka melakukan penyergapan lantas kau percaya saja bahwa itu adalah penyergapan?”

“Saat pedagang manusia menculik orang, apa diatas kepala mereka akan tertera label pedagang manusia?”

Wanita itu terdiam dan tak bisa berbicara. Dia merasa sangat malu.

Sang manajer mengibaskan tangannya dengan marah, “Sudahlah, aku benar–benar tidak bisa berbicara dengan orang bodoh seperti kau.”

“Panggil polisi saja. Kita akan lihat bagaimana polisi akan menangani masalah ini nanti. Aku malas untuk mengurusinya!”

“Biar aku beritahu kepadamu yah, untung saja hari ini nona Devi tidak dibawa pergi.”

“Kalau sampai nona Devi dibawa pergi, hmm, kau adalah tersangkanya!”

Wanita itu menjadi sangat ketakutan hingga merosot ke lantai. Dia benar–benar tidak menyangka akan terjadi masalah sebesar itu hanya karena dia ingin menegakkan keadilan saja.

Saat ini para pemuda itu juga sudah dibuat sangat ketakutan.

Tadinya mereka mengira ini hanya masalah sepele namun tak disangka masalah ini malah berkembang menjadi kekacauan yang besar. .

Melihat manajer mal yang mengangguk dan membungkuk dengan hormat kepada dokter Tanaka dan Devi, membuat mereka sadar bahwa kali ini telah bertemu dengan bencana.

Apalagi saat mereka tahu bahwa kedua orang ini adalah kakek dan cucu sendiri, membuat mereka semakin panik…

Begitu mereka mendengar akan dilaporkan ke polisi, si pemuda yang memimpin itu langsung berkata, “Bro, bro, masalah ini tidak ada hubungannya dengan aku.”

“Aku juga disuruh oleh seseorang, kami… kami bukan pedagang manusia…”

Sang manajer restoran memelototinya, “Disuruh seseorang?”

“Siapa yang menyuruhmu?”

“Mau apa dia?”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat