Bab 1100
“Baiklah kalau begitu.” Tracy menganggukkan kepala, “Setelah ia pulih nanti, aku akan membiarkannya tinggal di Kota Bunaken, memberinya sebuah rumah agar kalian dapat hidun dengan tenang.”
“Ini, ini tidak perlu....”
“Jangan bicarakan ini dulu.” Tracy menyela ucapan Danny, “Seharusnya kamu berdoa agar mereka berdua melewati masa kritis. Jika terjadi sesuatu dengan mereka, aku tidak akan melepaskanmu!”
“Baik.” Danny menundukkan kepala, tidak berani bicara.
Tiga orang menunggu di depan ruang UGD, menunggu dengan hening...
Waktu sedikit demi sedikit berlalu, tak terasa hari sudah pagi.
Tracy berdiri di koridor melihat langit di luar.
Setelah hujan badai, langit kembali cerah dan bersih.
Cahaya matahari masuk melalui jendela kaca, disertai harapan baru.
Tracy mengulurkan tangan ingin menangkap harapan itu, tetapi cahaya yang menyinari tangannya melewati sela–sela jari tangannya...
Hatinya tidak tenang, ada perasaan tidak enak.
“Sudah keluar!”
Tiba–tiba Paula berteriak.
Tracy lekas berbalik badan dan berjalan. Tabib Hansen keluar dari ruang UGD, ia melepaskan masker dan berkata, “Terima kasih langit, Carla sudah melewati masa kritis.”
“Bagus sekali.”
Semua orang menghela napas lega, akhirnya badai berlalu.
Beban besar di dalam hati Tracy pun lepas. Sepertinya perasaan tidak enak itu hanyalah pemikirannya yang berlebihan.
“Nona Tracy, Windy juga hampir selesai.”
Di saat ini, Naomi mendekat melapor.
Traey lekas berlari ke lantai bawah, Naomi dan yang lainnya mengikuti dari belakang.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar